Penanggulangan dampak kekeringan pada tanaman belum menghasilkan perlu dilakukan untuk mengatasi terhambatnya pertumbuhan tanaman.
Sebelum kekeringan, perlu menebar satu lapis tandan kosong di dalam piringan, pengendalian gulma pada piringan secara khemis satu bulan sebelum kekeringan, segera dilakukan pemangkasan penutup tanah kacangan maupun gulma lainnya pada saat mulai defisit air, pemupukan berdasarkan rekomendasi dansegera dilakukan penyisipan tanaman.
BACA JUGA:Lowongan Bank BNI Mei 2023, Tamatan SMA dan S1 Boleh Daftar, Ini Syarat dan Jadwal Pendaftaran
Selama kekeringan perlu dilakukan pemeliharaan tanaman sesuai keadaan, namun pengendalian lalang (wiping) sebaiknya ditingkatkan. Pemupukan, penyisipan tanaman sebaiknya tidak dilakukan, namun perawatan jalan dapat dilakukan bahkan ditingkatkan.
Sesudah kekeringan, setelah defisit air kembali 0 mm dan curah hujan 150 mm/bulan sebaiknya segera melakukan pemupukan TBM sesuai rekomendasi terutama pupuk N dan P. Pemulihan penutup tanah kacangan pada areal TBM < 2 tahun sebaiknya dilakukan dengan pemupukan N dan P secukupnya atau masing-masing sekitar 50 kg/ha.
Tanaman menghasilkan
Antisipasi dan penanggulangan dampak kekeringan pada tanaman menghasilkan (TM) diupayakan untuk mengatasi terjadinya penurunan produksi. Sebelum kekeringan perlu ditebar satu lapis tandan kosong di gawangan, sebagai mulsa.
Pengendalian gulma pada seluruh areal dilakukan secara khemis satu bulan sebelum kekeringan. Perlu memanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai air irigasi melalui parit-parit pada areal pertanaman.
BACA JUGA:Ada-ada Saja, Tuyul dan Kuntilanak Diteliti Antropolog Luar Negeri, Inilah Hasilnya
Penunasan pelepah dengan sistem pelepah penyangga ("songgo") sesuai umur tanaman. Pelepah penyangga satu untuk tanaman berumur > 10 tahun dan pelepah penyangga dua untuk tanaman berumur < 10 tahun.