Di tengah ketermenungannya, Malaikat Rafa'il kemudian berkata, "Sesungguhnya, Allah telah menciptakan sumber air di bumi. Namanya Ainul Hayat (sumber air kehidupan). Barang siapa meminumnya seteguk, maka tidak akan mati sampai hari kiamat, atau sehingga ia memohon kepada Allah agar dimatikan."
BACA JUGA:Jangan Asal Warnai, Ini Larangan Semir Rambut Warna Hitam dalam Islam
Zulkarnain menjadi penasaran dan bertanya lagi kepada Malaikat Rafa'il, "Apakah kau tahu di mana tempat Ainul Hayat itu?"
Malaikat Rafa'il pun menjawab, "Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di bumi yang gelap."
Setelah mendengar penjelasan Malaikat Rafa'il tentang Ainul Hayat, maka Zulkarnain segera mengumpulkan para alim ulama dan bertanya kepada mereka tentang Ainul Hayat, tetapi mereka menjawab, "Kami tidak tahu kabarnya."
Namun, ada seorang alim di antara mereka yang menjawab, "Sesungguhnya, aku pernah membaca di dalam wasiat Nabi Adam, ia berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat di bumi yang gelap."
Ketika Zulkarnain bertanya di mana tempat bumi yang gelap itu, orang alim itu pun menjawab lagi, "Di tempat keluarnya matahari."
Menurut beberapa penafsiran, orang alim yang dimaksud tersebut adalah Nabi Khidir yang ikut dikumpulkan Zulkarnain bersama orang-orang alim lainnya.
BACA JUGA:Terbaru, Ini Daftar Merek Kosmetik Ilegal Berbahaya Temuan BPOM, Jangan Kemakan Iklan
Nabi Khidir kemudian menjadi salah seorang yang diajak Zulkarnain dalam ekspedisinya mencari sumber mata air Ainul Hayat tersebut. Nabi Khidir pun diketahui menjadi salah satu yang memimpin pasukan.
Mengutip Janibal Ma’rifat oleh Dafiq Rohman (2019: 44), mereka menempuh perjalanan jauh untuk mencari Ainul Hayat hingga menjumpai tempat keluarnya matahari tepat pada arah kiblat. Mereka diketahui melakukan perjalanan selama 12 tahun.
Begitu sampai di tepi bumi yang gelap itu, dikisahkan gelapnya seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu malam. Kemudian, Zulkarnain masuk ke tempat tersebut dengan didampingi oleh Nabi Khidir.
Saat mereka berjalan, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Khidir, "Sesungguhnya, Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat itu Aku khususkan untuk kamu."
Setelah mendapatkan wahyu tersebut, kemudian Nabi Khidir berjalan menuju ke sebelah kanan jurang dan didapati olehnya Ainul Hayat yang dicarinya itu. Nabi Khidir lantas melepas pakaiannya dan menuju Ainul Hayat tersebut untuk mandi dan meminum airnya.
Setelah mandi dan minum air Ainul Hayat, ia pun menemui Zulkarnain yang tidak pernah tahu kejadian tersebut. Sementara Zulkarnain dikisahkan berkeliling selama 40 hari di tempat yang gelap gulita itu tanpa berhasil menemukan letak Ainul Hayat.
BACA JUGA:Harus Dihindari! Ini Buah yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Lambung