Karomah Abuya Armin, Pernah Dorong Mobil Bung Karno Pakai Lidi

Karomah Abuya Armin, Pernah Dorong Mobil Bung Karno Pakai Lidi--
Menurut cerita Heri, Abuya juga bisa menghidupkan mesin diesel pembangkit listrik dengan bahan bakar air. Di zaman itu, listrik termasuk barang 'langka' dan tidak semua orang bisa mengaksesnya.
Diceritakan Heri, pada sekitar tahun 30-an pondok pesantren yang didirikan oleh Abuya sudah memiliki pembangkit listrik sendiri. Alat tersebut digunakan untuk menerangi seluruh komplek pondok pesantren. Beberapa santri ditugaskan untuk menjadi mekanik mesin tersebut.
Heri mengisahkan pada suatu malam, saat banyak tamu dan para santri sedang belajar agama, tiba-tiba lampu padam. Padamnya lampu tersebut karena mesin kehabisan bahan bakar.
BACA JUGA:6 Kesaktian Bung Karno yang Menggemparkan Dunia, Nomor 5 Aji Lembu Sekilan dari Gajah Mada
Stok bahan bakar pada saat itu kebetulan sedang habis, para santri ditugaskan untuk mencari bahan bakar sampai ke luar kampung. Para santri yang sudah berupaya mencari, namun tidak membuahkan hasil. Mereka pulang dengan tidak membawa bahan bakar.
Tidak ingin santri dan para tamu terganggu, kemudian Abuya Armin memanggil para santri untuk membawakan satu ember air. Heri mengatakan Kemudian Abuya mencelupkan telunjuk tangan ke air tersebut. Setelah dicelupkan, kemudian Abuya memerintahkan para santri untuk memasukkan air tersebut ke mesin diesel.
Mendapatkan perintah tersebut, dikatakan Heri para santri merasa kebingungan. Tak pikir panjang santri tersebut menuruti apa yang diperintahkan oleh Abuya. Tak lama berselang, tiba-tiba mesin tersebut hidup dan lampu di pondok pesantren kembali menyala.
“Mana kadie cai sa ember diasupken jari ke air, masukin ke mesin, nyala sampai isuk, (Mana sini air satu ember, dimasukkan jari telunjuk ke air, masukin ke mesin, nyala sampai pagi), kata Heri saat berbincang dengan detikcom di Cibuntu-Pandeglang, belum lama ini.
“Kelebihanna didinya, bahan bakar tina cai," (Kelebihannya di situ, bahan bakar dari air)," imbuhnya.
Semasa hidupnya, Abuya Armin malang melintang menimba ilmu selama 17 tahun di tanah Arab seperti, Mesir, Palestina, Siria, Libanon, Yordania, Turki, Qatar, Bahrain dan Irak.
Setelah melakukan perjalanan panjang berguru agama ke beberapa negara tersebut, kemudian Abuya Armin pulang kembali ke Cibuntu, Desa Sekong, Kecamatan Cimanuk-Pandeglang. Di Cibuntu, kemudian ia mendirikan pondok pesantren.
BACA JUGA:6 Kesaktian Bung Karno yang Menggemparkan Dunia, Nomor 5 Aji Lembu Sekilan dari Gajah Mada
Ratusan santri belajar padanya. Proses belajar yang diberikan oleh Abuya Armin juga bisa dinikmati oleh masyarakat. Bahkan banyak jamaah dari luar daerah yang mengikuti pembelajaran agama di pondok pesantren tersebut. Abuya mengajarkan Tafsir Al Qur'an hingga Tarekat Naqsyabandiyah kepada mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: