Jarang Terekspose, Begini Jasa Masyarakat Tionghoa dalam Kemerdekaan Indonesia, Banyak Berkarir di Angkat Laut
Peran masyarakat tionghoa dalam kemerdekaan Indonesia--
Bangunan yang jadi saksi bisu perjalanan Indonesia tersebut kini bisa dijumpai di kawasan Jakarta Pusat. Jika jalan-jalan di sekitaran Kwitang menuju daerah Pasar Senen, Anda akan menemukan sebuah bangunan uzur, bergaya arsitektural kolonial. Plangnya mungkin tak begitu terlihat, tapi jika serius bisa terbaca: Museum Sumpah Pemuda.
Gedung Kramat Raya 106 itu menurut buku “Peranan Gedung Kramat Raya 106 dalam Melahirkan Sumpah Pemuda” punya peran penting dalam napak tilas sejarah Indonesia. Secara sepintas gedung itu seperti bangunan lama, jauh dari kesan megah dan menjulang. Luasnya pun tak seberapa.
Tapi dari dalam bangunan itu lah gagasan para pemuda berkembang. Diskusi mengenai pergerakan Indonesia bergolak.
“Di gedung ini para pemuda pendiri bangsa menuangkan pemikiran tentang persatuan pemuda, mereka berkumpul dan berdiskusi membahas permasalahan yang dialami rakyat Indonesia saat itu,” petikan pernyataan dari buku tersebut dikutip dari laman resmi Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Nasional Junus Satrio saat berbicara pada diskusi daring ‘Nggosipin Tionghoa Yuk!’ mengutarakan, sudah sepantasnya rumah Sie Kong Lian disimak bukan sebatas kenangan belaka. Melainkan sebagai saksi dan bagian sejarah Bangsa Indonesia.
“Dan saya pikir tidak sepatutnya kita melupakan apa yang dicita-citakan Pak Sie. Karena itu sudah saatnya kita tidak hanya memperingati Sumpah Pemuda tapi bagaimana proses Sumpah Pemuda itu,” tutur Junus.
Dari rumah Sie, pemuda dengan beragam latar merembuk kondisi bangsa dan merumuskan persatuan. Simpul-simpul gerakan itu menyala hingga kemudian di rumah ini pula Sumpah Pemuda pertama kali diikrarkan pada 28 Oktober 1928.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: