Jarang Terekspose, Begini Jasa Masyarakat Tionghoa dalam Kemerdekaan Indonesia, Banyak Berkarir di Angkat Laut
Peran masyarakat tionghoa dalam kemerdekaan Indonesia--
“Mereka ada yang menamakan Jong Sumatra, Jong Java, dan lain-lain, yang sebetulnya isinya macam-macam. Misalnya Jong Sumatra, tidak hanya orang Batak, tapi ada Melayunya, juga Tionghoa. Jong Java juga demikian. Dan semangat [persatuan] inilah yang kemudian menyatukan orang-orang ini berkumpul di rumah keluarga Sie. Dan di rumah keluar Sie inilah mereka menyatakan, kita ingin mendirikan negara yang namanya Indonesia. Dan baru 1945 terjadi,” ungkap Junus Satrio.
Sie Kong Lian bukan satu-satunya orang Tionghoa yang berperan di pusaran Sumpah pemuda. Beberapa orang yang juga disebut di antaranya Kwee Thiam Hong (Jong Sumatrenan Bond), Djohan Mohammad Tjai (Jong Islametan Bond), Oey Kay Siang, Liaw Tjon Hok, dan Tjio Djien Kwie yang tidak diketahui asal organisasinya.
Peran Wartawan Keturunan Tionghoa juga sangat besar dalam kemerdekaan Indonesia, dimana saat itu ada sebuah media bernama SinPo, dan Majalah inilah yang pertama kalinya memuat lirik Lagu Indonesia Raya.
Peran orang Tionghoa tidak sebatas pada rumah indekos milik Sie Kong Lian. Anda juga perlu mengenal SinPo, majalah Tionghoa yang mencetak dan menyebarluaskan lirik lagu serta partitur lagu kebangsaan Indonesia –judul awal Indonesia Raya– dalam satu halaman lengkap.
BACA JUGA:Tanggal Lahir 2, 3, 4, 6, 8, 13 Paling Beruntung Menurut Numerologi China, Rezeki Terjamin
Wage Rudolf Supratman atau W.R Supratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia [Raya] pertama kali melantunkan lagu dengan iringan biola, saat sumpah pemuda 28 Oktober 1928.
Agar dikenal luas, ia pun mengirimkan lirik dan partitur lagu Indonesia [Raya] ke beberapa surat kabar yang ada saat itu. Sayangnya, tawaran itu berbuah penolakan.
Tak patah arang, ia lantas menawarkan lirik dan partitur lagu ke SinPo–media di mana ia menjadi koresponden aktif. Usai memperdengarkan lagu di hadapan Direktur SinPo, Ang Yan Goan, lirik dan partitur pun dijanjikan terbit di SinPo edisi mingguan. Surat kabar ini menjadi satu-satunya media massa yang saat itu mencetak partitur lagu berjudul Indonesia [Raya].
SinPo sendiri disebut-sebut memiliki peran penting dalam sejarah pergerakan nasional. Surat kabar yang berdiri pada 1910 ini didirikan orang-orang Tionghoa dalam perjalanannya menyuarakan nasionalisme Tiongkok. SinPo juga lantang menyuarakan gerakan bumi putera yang menyuarakan persatuan kebangsaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: