Iklan RBTV Dalam Berita

Tanda Kiamat Semakin Dekat, Sungai Efrat Mengering

Tanda Kiamat Semakin Dekat, Sungai Efrat Mengering

Tanda Kiamat Semakin Dekat, Sungai Efrat Mengering--

Bagian hulu Sungai Eufrat terdapat ngarai-ngarai yang curam, bagian tenggaranya melintasi Syria dan Irak. Pada jaman dulu lembahnya digunakan sebagai irigasi.

Dalam Islam, beberapa hadis mengatakan harta yang terdapat di gunung di dasar sungai akan jadi penyebab perselisihan dan perang. 

BACA JUGA:Dapat Tambahan 62 Ribu Tabung LPG 3 Kg, Pemprov Siapkan Langkah agar Penyaluran Tepat Sasaran

Jadi, siapapun yang datang sebaiknya tidak mengambil apapun dari situ.

Seperti dilansir dari berbagai sumber, selama beberapa dekade, sistem sungai Tigris-Efrat semakin mengering. Sebuah laporan pemerintah pada 2021 memperingatkan bahwa sungai ini dapat mengering sepenuhnya pada 2040 karena penurunan permukaan air dan kekeringan yang didorong oleh perubahan iklim.

BACA JUGA:Pasca Guru Diketapel Wali Murid, Sekolah Diliburkan

Lantas, apakah sungai Efrat sekarang mengering?

Seperti dirangkum dari berbagai sumber, ada sekitar 60 juta orang yang mengandalkan air dari sistem Sungai Efrat-Tigris untuk mempertahankan hidup mereka, terutama di Turki dan Irak.

Sejak 2000-an, kerja sama internasional atas pengelolaan Cekungan Tigris-Efrat dilaporkan terhenti. Sehingga mengobarkan api persaingan lokal dan ketegangan geopolitik antara para pemangku kepentingan yang menyangkut sistem sungai.

BACA JUGA:Dimutasi dan Sempat Non Job, Pejabat Ini Kembali Sumringah

Abad yang akan datang diprediksi para ilmuwan memiliki potensi terjadinya 'perang air', yakni negara-negara dan kelompok milisi berjuang untuk mendapatkan akses ke sumber daya air.

Sementara itu, sejak 2003 hingga 2010 debit air sepanjang sungai telah hilang sebanyak 144 juta kilometer kubik.

Ada banyak risiko yang mengintai, diantaranya kekerasan dan konflik.

BACA JUGA:Bersyukur jika Sering Diminta Adzan, Seperti Ini Keutamakan Seorang Muadzin

Namun, ada pula risiko besar lain yang mengintai yakni munculnya berbagai penyakit sebagai dampak krisis air. Diantaranya termasuk kolera, cacar air, campak, dan tifus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: