Ini Alasan Banyak Nyawa Melayang di Gunung Everest, Apakah hanya Karena Faktor Cuaca?
Pendakian Gunung Everest--
Pada 22 Mei 2019, ada 200 lebih pendaki dalam sehari yang ingin mencapai puncak gunung Everest, dan ini menjadi rekor terbanyak.
5. Saat mencapai ketinggian 25.000 kaki, seseorang bisa berpotensi meninggal dunia
Tak peduli seberapa keras seseorang berlatih atau seberapa cocok secara fisik seseorang untuk mendaki, saat seseorang mencapai ketinggian tertentu, ia bisa saja sekarat, dan butuh perjalanan 4.000 kaki. Pada titik itu, seseorang berpacu melawan kefanaannya sendiri.
BACA JUGA:Ingin Ajukan Pinjol tapi Punya Riwayat Kredit Macet? Tenang, 7 Pinjol Ini Bisa Mengakomodir
"Saat mencapai sekitar 25.000 kaki, tubuh tidak dapat memetabolisme oksigen," kata editor majalah Grayson Schaffer kepada NPR. "Otot mulai rusak. Cairan akan menumpuk di sekitar paru-paru dan otak. Otak bisa membengkak dan bisa kehilangan kesadaran."
Di ketinggian 4.000 kaki akhir disebut dengan "zona kematian," karena di situlah banyak pendaki kehilangan nyawa mereka.
Pendaki dapat menderita serangan jantung, stroke, dan penyakit ketinggian lainnya. Cairan bisa menumpuk di paru-paru, hingga terjadinya edema paru-paru, yang menyebabkan batuk-batuk yang sangat parah hingga bisa meretakkan tulang rusuk.
Oksigen yang tipis juga dapat menyebabkan kebutaan sementara atau pendarahan di pembuluh darah mata. Dan pengalaman itu sungguhlah berat secara fisik sehingga satu studi menemukan bahwa pendaki Everest biasanya kehilangan berat badan antara 10 dan 20 pound.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: