Iklan RBTV Dalam Berita

Puncak Kemarau September 2023 Ini, Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan Terdampak

Puncak Kemarau September 2023 Ini, Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan Terdampak

Puncak Kemarau September 2023 Ini, Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan Terdampak--

"Fenomena El Nino ini menyebabkan kekeringan, sehingga diperlukan antisipasi. Selain itu, fenomena IOD menyebabkan berkurangnya curah hujan, sehingga menjadi kekeringan yang lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya," jelas Maria.

BACA JUGA:Roadshow Bus KPK 2023 Ditutup, Ada 7000 Orang Ikuti Sosialisasi Penguatan Pencegahan Korupsi.

Dalam dua fenomena ini, menurut Maria, nilai positifnya ialah potensi panen garam akan meningkat, potensi tangkapan ikan juga akan meningkat, serta meningkatnya produksi padi pada lahan rawa lebak. Sedangkan negatifnya, terjadi kekeringan sumber daya air bersih, berpotensi gagal panen dan meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Masyarakat diimbau untuk bisa menghemat penggunaan air dalam aktivitas sehari-hari serta menampung hujan yang masih mungkin turun sebagai cadangan air dan cegah karthula," ucapnya seraya menyerukan agar masyarakat mencari update informasi melalui BMKG, baik terkait cuaca, El Nino atau IOD.

BACA JUGA:Mata Kaum Pria Sulit Berkedip, Ini 5 Suku Penghasil Wanita Tercantik di Dunia, Hidung Mancung Kulit Putih

Di Bengkulu 600 Haktere Sawah Kering

Dampak Kemarau, 600 Hektare Persawahan di Bengkulu Terancam Gagal Panen

Dampak kemarau panjang, dari 41.000 hektare area persawahan di Bengkulu, seluas 600 hektare diantaranya mengalami kekeringan.

Bahkan ada 3 kabupaten yang telah melaporkan situasi darurat kekeringan atau zona merah.

Provinsi Bengkulu saat ini menghadapi masalah serius, akibat kemarau yang berkepanjangan terutama di masa tanam padi yang sangat membutuhkan air. 

BACA JUGA:Ketika Minyak Bumi Habis dari Dunia Ini, Kendaraan Kita akan Menggunakan Bahan Bakar Berikut

Data Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, hingga saat ini, hanya tiga kabupaten di Provinsi Bengkulu yang telah melaporkan situasi darurat kekeringan atau zona merah. 

"Untuk yang lahan perasawahan yang mengalami kekeringan saat ini, kami baru menerima laporan dari Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara dan Kabupaten Kaur. Sedangkan 4 kabupaten lainnya belum menerima laporan. Kita berharap tidak ada laporan ya terkait kekeringan," ujar Plt Kadis TPHP Bengkulu, Rosmala Dewi.

Rincian areal persawahan yang mengalami kekeringan yakni, Kabupaten Seluma mengalami kekeringan mencapai 500 hektare.

Sedangkan Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki lahan yang terdampak kekeringan sekitar 100 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: