Iklan dempo dalam berita

Orang Tua Wajib dan Harus Hati-hati! Ini Bahaya Bulu Kucing untuk Bayi, Salah Satunya Bisa Memicu Asma

Orang Tua Wajib dan Harus Hati-hati! Ini Bahaya Bulu Kucing untuk Bayi, Salah Satunya Bisa Memicu Asma

Orang Tua Wajib dan Harus Hati-hati! Ini Bahaya Bulu Kucing untuk Bayi, Salah Satunya Bisa Memicu Asma--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Orang tua wajib dan harus hati-hati! ini bahaya bulu kucing untuk bayi, salah satunya bisa memicu asma.

BACA JUGA:Waspada! Ini Bahaya Bulu Kucing untuk Wanita dan Ibu Hamil dan Bagaimana Cara Pencegahannya

Moms! Jika Anda adalah seorang ibu dengan bayi yang menggemaskan, Anda pasti ingin memastikan lingkungan rumah yang aman dan sehat bagi si kecil.

Namun, tahukah Anda bahwa keberadaan kucing dalam rumah bisa menjadi ancaman bagi kesehatan bayi Anda? Salah satu risikonya bahkan bisa menyebabkan asma, kondisi yang serius dan mengganggu bagi perkembangan bayi. 

BACA JUGA:Beda Jenis Beda Kandungan, Pahami Jenis Madu Pahit Ini agar Sesuai Kebutuhan

Ayo telusuri bersama bahaya bulu kucing untuk bayi di artikel ini. Simak hingga akhir ya moms.

Ada beberapa bahaya bulu kucing bagi bayi yang sering tidak disadari banyak orang tua. Yuk, simak beberapa bahayanya berikut.

1. Memicu Asma

Salah satu bahaya utama bulu kucing bagi bayi adalah kemungkinan memicu asma. Alergen yang terdapat dalam bulu hewan, seperti bulu kucing, berasal dari protein sel kulit mati.

Serpihan-serpihan kecil ini dapat terbang bersama debu, mirip dengan alergen debu lainnya. Namun, bagi bayi yang menderita asma, reaksi terhadap alergen ini dapat menjadi sangat parah, bahkan mengancam jiwa.

Oleh karena itu, bagi keluarga yang memiliki anggota yang menderita asma, memiliki hewan peliharaan seperti kucing atau anjing sangat tidak disarankan.

BACA JUGA:Tetap Gunakan Aturan Konsumsi Baiknya, Ini 3 Efek Samping Madu Hitam Pahit

2. Toksoplasmosis

Kucing merupakan inang alami jenis parasit ini dan kotorannya bisa membawa jutaan telur parasit. Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebagian besar penderita toksoplasmosis tidak pernah memiliki gejala sama sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: