Iklan dempo dalam berita

Mengulik Adat Istiadat, Apasih Sebenarnya Filosofi Ketupat saat Hari Raya Lebaran?

Mengulik Adat Istiadat, Apasih Sebenarnya Filosofi Ketupat saat Hari Raya Lebaran?

Makna ketupat saat lebaran--

Dibalik proses pembuatannya, ketupat mengandung makna filosofis yang mendalam. Terbuat dari tiga bahan utama, yaitu janur kuning, beras, dan santan, ketupat menggambarkan harapan dan doa masyarakat akan keberkahan dan keselamatan.

BACA JUGA:Doa Ziarah Kubur Untuk Orang Tua Saat Lebaran, Pahami Ini Sebelum Nyekar

Janur kuning, sebagai lambang tolak bala, mewakili perlindungan dari bahaya dan keberuntungan. Beras, melambangkan kemakmuran, menjadi doa agar masyarakat diberkahi dengan kelimpahan rejeki.

Sedangkan santan, yang bermakna memohon maaf, mengajarkan pentingnya toleransi dan keikhlasan antar sesama.

Asal usul nama "ketupat" sendiri berasal dari bahasa Jawa, "ngaku lepat", yang berarti mengakui kesalahan. Konsep "ngaku lepat" dipraktikkan dalam tradisi sungkeman, dimana seseorang memohon maaf kepada orang tua atau tetangga dengan sungkem.

Tradisi ini mengajarkan pentingnya menghormati, tidak angkuh, dan senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama.

BACA JUGA:Asal Usul Ketupat Kandangan yang Berasal dari Kalimantan Selatan, Ternyata Memiliki Keunikan Tersendiri

Dalam tradisi masyarakat Jawa, istilah "laku papat" atau empat tindakan memiliki penafsiran yang mendalam, tercermin dalam empat istilah khas: lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Pertama adalah "lebaran", yang bermakna akhir dan usai, menandakan berakhirnya waktu puasa Ramadhan dan persiapan menyongsong hari kemenangan.

Kemudian, "luberan" berarti berbagi dan memberikan sebagian harta kepada fakir miskin, mencerminkan semangat berderma dan berbagi rezeki kepada sesama.

Selanjutnya adalah "leburan", yang artinya habis dan melebur, menandakan momen untuk saling memaafkan dan menghapus dosa di antara sesama.

Dalam momen ini, saling memaafkan menjadi kunci untuk membersihkan hati dan menjalin harmoni dalam hubungan sesama manusia.

BACA JUGA:Dijamin Tahan Lama! Begini Cara Simpan Ketupat Agar Tidak Cepat Basi

Terakhir, "laburan" berasal dari kata labur atau kapur, menggambarkan perlunya hati seorang muslim kembali jernih dan putih seperti kapur.

Ini menekankan pentingnya membersihkan hati dari segala dendam, kebencian, dan prasangka negatif, serta membuka lembaran baru dalam hubungan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: