Harta Karun Peninggalan Dinasti Tang Senilai Triliunan Rupiah di Bangka Belitung, Terletak di Pulau Terpencil
Harta Karun Peninggalan Dinasti Tang Senilai Triliunan Rupiah di Bangka Belitung, Terletak di Pulau Terpencil--foto:ist
Oleh karena itu, ia optimistis bahwa pengembangan LTJ di Indonesia dapat segera dimulai.
BACA JUGA:Bikin Heboh Dunia, Berikut Fakta Mengenai Teka-teki Harta Karun Soekarno di Bank Swiss
"Mengawali dari Bangka Belitung dengan potensi sekitar 200 ribu ton adalah langkah yang baik, namun kita juga perlu terus menambah pengembangan di daerah lain seperti Kalimantan. Dari sisa hasil pengolahan bauksit, perlu penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan cadangan kita. Begitu pula dengan laterit yang memiliki potensi sekitar 400 ton, jika dieksplorasi lebih lanjut, kita yakin potensinya juga akan semakin besar," ujar Widi Astuti.
Bangka Belitung memang dikenal kaya akan sumber daya alamnya yang melimpah. Potensi sumber daya alam di Bangka Belitung sangatlah beragam dan meliputi berbagai jenis mineral yang melimpah.
BACA JUGA:Harta Karun 200 Ton di Kapal San Jose yang Karam 300 Tahun Lalu Ditemukan, Apa saja Isinya
Sebagai provinsi penghasil bijih timah yang terletak dalam tin belt, Bangka Belitung memiliki potensi yang besar untuk mengoptimalkan sumber daya alamnya.
Salah satu bahan mineral yang memiliki potensi besar adalah endapan bekas galian bijih timah, yang mengandung logam tanah jarang atau rare mineral oxide.
Mineral ini merupakan hasil ikutan dari pengolahan bijih timah utama serta tambang-tambang emas, bauksit, dan laterit nikel.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara telah mengklasifikasikan monasit sebagai mineral radioaktif.
Hal ini menyebabkan eksplorasi dan produksi monasit harus mengikuti regulasi yang tercantum dalam Undang-Undang Ketenaganukliran Nomor 10 Tahun 1997.
BACA JUGA:Perburuan Harta Karun di Kapal Flor de la Mar Rp 34,6 Triliun yang Tenggelam di Selat Malaka
Monasit mengandung thorium, yang merupakan bahan baku penting dalam pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Sehingga pengelolaannya harus dilakukan dengan ketat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Daerah penghasil timah terbesar di Indonesia yang pertama adalah Kepulauan Bangka Belitung. Pertambangan timah di Bangka Belitung telah dimulai ratusan tahun lalu, yaitu sejak tahun 1711.
Haryadi dan teman-teman dalam Analisis Perkembangan Pengusahaan Mineral dan Batubara (2010) menyebutkan kandungan logam timah Indonesia didominasi oleh Kepulauan Bangka Belitung yang menguasai sebanyak 90 persen total produksi timah Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: