Misteri Peninggalan Harta Karun 6.000 Ton Emas di Indonesia, Jarahan Tentara Jepang di Perang Dunia II
Misteri Peninggalan Harta Karun 6.000 Ton Emas di Indonesia, Jarahan Tentara Jepang di Perang Dunia II--foto: rbtv.disway.id
Mereka diperintahkan mengumpulkan sebanyak mungkin emas dari negara-negara jajahan.
Ada organisasi khusus bernama Kin No Yuri atau Bunga Lili Emas. Saudara Kaisar Hirohito, Pangeran Yasuhito, dipercaya jadi ketua. Mereka merampas emas dari Asia Tenggara kemudian mengumpulkannya di Filipina, baru dikapalkan ke Jepang.
Sudah beberapa kali pengiriman emas dan barang berharga ke Jepang ini berhasil.
BACA JUGA:Harta Karun Ribuan Ton Emas Konon Katanya Ada di 6 Lokasi Ini, Sampai Sekarang Masih Jadi MIsteri
Dari emas rampasan inilah Jepang membiayai peperangan di Pasifik. Sebuah front pertempuran yang membentang luas dari Manchuria hingga Kepulauan Solomon.
Tentunya ini menguras biaya luar biasa besar.
Namun sejak tahun 1943, harta rampasan tak bisa dikirim ke Jepang. Penyebabnya, armada Jepang sudah kalah di lautan. Mereka tak punya lagi cukup kapal perang atau pesawat tempur guna mengawal kapal-kapal emas tersebut ke Jepang.
Pesawat tempur sekutu dan kapal selamnya siap mengkaramkan kapal Jepang yang lewat.
Sekitar tahun 1945, Jepang sudah nyaris kalah total.
Pangeran Yasuhito, Jenderal Yamashita dan beberapa pejabat lain meledakkan terowongan dan gua untuk menutup timbunan emas dalam gua-gua di bawah tanah.
Kabar yang beredar, ada sekitar 6.000 ton emas, dan tak terhitung lagi berapa jumlah permata dan harta lainnya. Ini baru jumlah yang di Filipina.
Belum yang berada di Indonesia, Singapura, Burma, Malaya dan kawasan lain. Diduga masih banyak yang belum bisa diangkut ke Filipina untuk digabungkan.
Puluhan tahun, emas Yamashita ini masih jadi misteri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: