PT Pos Indonesia Tawarkan Karyawan Pensiun Dini, Begini Penjelasannya
Siap-siap Ribuan Petugas Sortir PT Pos Indonesia Bakal Kena PHK Massal, Simak Faktanya di Sini--Foto: ist
NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - PT Pos Indonesia melakukan langkah besar dengan melakukan investasi dana untuk teknologi robotik dan digitalisasi.
PT POS Indonesia adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kurir, logistik dan transaksi keuangan. Nama PT Pos Indonesia sendiri batu secara resmi digunakan pada tahun 1995, setelah sebelumnya sempat mengalami beberapa kali perubahan nama.
BACA JUGA:Intip Sejarah PT Pos Indonesia, Berdiri Sejak Ratusan tahun Lalu dan Beberapa Kali Berubah Nama
Awalnya nama yang digunakan adalah PTT (Posts Telegraaf en Telefoon Dienste) tahun 1906, kemudian berubah menjadi Djawatan PTT (Pos Telegraph and Telephone) tahun 1945, lalu berubah status menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) tahun 1961 dan menjadi PN Pos & Giro tahun 1965, kemudian menjadi Perum Pos dan Giro di tahun 1978.
PT POS Indonesia adalah salah satu BUMN tertua yang ada di Indonesia dan keberadaannya telah ada sejak zaman Hindia Belanda. Awal pendiriannya adalah untuk memudahkan pengiriman surat, terutama dalam kegiatan perdagangan. Pasang surut mewarnai perjalanan panjang PT POS Indonesia hingga kini menjadi salah satu BUMN besar yang dikenal banyak orang.
Hal ini diakui oleh Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi. Dia mengungkapkan PT Pos Indonesia akan melakukan sejumlah inovasi.
BACA JUGA:Rahasia PT Pos Indonesia Sulap Perusahaan Rugi Jadi Cetak Laba Tertinggi sepanjang Sejarah
Dia menjelaskan bahwa penggunaan teknologi ini penting untuk meningkatkan kualitas layanan terhadap konsumen Pos Indonesia.
BACA JUGA:Ini Jenis Bansos yang Cair Lewat PT Pos Indonesia Sebelum Idul Adha 2024, Cek Sekarang
Lanjutnya, efisiensi pegawai juga penting untuk menekan biaya tetap atau fixed cost yang membebani keuangan perusahaan.
Dia menyebut, pengembangan teknologi ini penting untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan di masa depan.
"Dengan robot kan lebih efisien. Tidak capek robotnya kerja 24 jam. Tidak ada salah sorting karena human error," bebernya.
Sedangkan untuk karyawan yang bertugas sebagai penjaga loket, kurir, hingga petugas pick up akan diganti dengan sistem kemitraan. Sistem ini telah lumrah digunakan oleh perusahaan logistik pesaing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: