Iklan dempo dalam berita

Yuk Dipahami Lagi Kenapa Tanggal Idul Fitri sering Berbeda

Yuk Dipahami Lagi Kenapa Tanggal Idul Fitri sering Berbeda

Perbedaan kriteria perhitungan mengakibatkan perbedaan tanggal idul fitri--

Baik metode hisab maupun rukyat, sama-sama bertujuan menentukan awal bulan dengan hilal sebagai obyeknya.

Namun, menurut Thomas, hilal bukanlah benda, tetapi fenomena ketampakan Bulan dari Bumi.

Pada kriteria wujudul hilal atau WH yang digunakan Muhammadiyah, mensyaratkan Bulan terbenam lebih lambat daripada Matahari, dan ijtimak sudah terjadi sebelum maghrib.

Ijtimak sendiri merupakan saat berakhirnya Bulan lalu dan munculnya Bulan baru dalam penanggalan Hijriah.

"Dari definisi tersebut jelas syarat minimalnya adalah piringan atas Bulan masih berada di atas ufuk (secara hitungan) pada saat maghrib," ungkapnya.

Kriteria wujudul hilal ini termasuk yang paling sederhana dan telah digunakan sejak 1970-an.

"Cukup menggunakan data waktu Bulan terbenam (moonset) dan Matahari terbenam (sunset) serta ijtimak sebelum maghrib, ahli hisab sudah bisa menentukan awal bulan," lanjutnya.

BACA JUGA:Pengumuman Kelulusan PPPK Guru Tahun 2022 Bengkulu Utara, Cek Namamu di Sini (Bagian 3)

Di sisi lain, ada pula kriteria lama MABIMS alias forum Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Kriteria ini resmi dipakai pada awal 1990-an, dan mensyaratkan batas minimal tinggi Bulan 2 derajat serta elongasi 3 derajat atau umur bulan (sejak ijtimak sampai maghrib) 8 jam. 

“Sering juga disebut kriteria 2-3-8. Dalam prakteknya batas ketinggian 2 derajat yang banyak digunakan,” tutur Thomas. 

Kriteria 2-3-8 sejak 2010-an banyak dikritisi karena dianggap terlalu rendah. Pasalnya, hilal pada ketinggian 2 derajat sangatlah tipis, sedangkan cahaya senja masih cukup terang. Untuk itu, muncullah usulan untuk mengganti kriteria MABIMS ini dengan kriteria lebih tinggi.

Kriteria baru MABIMS Selanjutnya, Thomas menjelaskan pemerintah menggunakan kriteria baru MABIMS untuk menentukan awal bulan. Menurut dia, kriteria ini cukup sederhana, hanya mensyaratkan tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. 

Batasan itu merujuk data internasional, yakni ketinggian 3 derajat adalah minimal ketinggian hilal yang teramati. Di bawah itu, hilal masih terlalu tipis untuk mengalahkan cahaya senja. Sementara itu, elongasi minimal 6,4 derajat merujuk rekor ketampakan hilal. “Kriteria ini bukanlah kriteria terbaik, karena memang tidak ada kriteria yang sempurna. Namun setidaknya, kriteria telah disepakati oleh empat negara, Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura,” ujarnya. 

BACA JUGA:Sepeda Motor Jenis Ini Dilarang Isi BBM Pertalite 2023

Walau tidak disebutkan, lanjut Thomas, kriteria baru MABIMS merujuk markaz atau titik rujukan di kawasan ASEAN. Artinya, kriteria ini selain bisa menjadi dasar pembuatan kalender Hijriah, juga bisa dijadikan pedoman bagi pengamal rukyat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: