Iklan dempo dalam berita

Gempa Bumi Magnitudo 6,2 Terjadi Kamis Pagi, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

Gempa Bumi Magnitudo 6,2 Terjadi Kamis Pagi, Belum Ada Laporan Korban Jiwa

Gempa dengan magnitudo 6,2 terjadi kamis pagi di Papua Nugini--

Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa setiap tahunnya, Indonesia mengalami sekitar 6.000 gempa bumi dengan variasi magnitudo dan kedalaman. 

Angka ini menunjukkan betapa aktifnya wilayah Indonesia dalam hal kegempaan, yang disebabkan oleh posisi geografis negara ini di pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia: Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia. 

BACA JUGA:Berapa Gaji Apoteker di Apotek Per Bulan? Segini Nominal dan Tugasnya

Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan risiko bencana gempa yang sangat besar.

"Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia. Yaitu Indo Australia, Pasifik, dan Eurasia. Dampaknya, Indonesia memiliki 13 segmen megathrust, yaitu sumber gempa yang mampu memicu gempa besar. Tak hanya itu. Terdapat 295 segmen sesar aktif yang sudah teridentifikasi. Namun, masih banyak lagi yang belum teridentifikasi. Kondisi itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara rawan gempa," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

"Sampai saat ini, lanjut dia, juga masih banyak sumber gempa atau sesar yang belum terpetakan. Dia pun mengingatkan potensi-potensi gempa merusak yang sebenarnya masih belum dikenal. Termasuk, gempa-gempa dengan kedalamnan di atas 300 km di bawah laut (gempa deep focus) yang sampai saat ini pemicunya masih dalam perdebatan," ungkap Daryono.

BACA JUGA:Waspada! Kenali Modus Baru Penipuan M-Banking, Simak Tips Aman Mengatasinya

Namun, masih banyak sesar aktif lainnya yang belum teridentifikasi, yang menambah kompleksitas dan risiko kegempaan di Indonesia.

Apa itu Megathrust dan Bagaimana Dampaknya?

Megathrust adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan zona subduksi di mana dua lempeng tektonik bertabrakan, dan slah satu lempeng menyusup ke bawah lempeng lainnya. 

Proses ini menyebabkan penumpukan energi dalam jumlah besar di sepanjang zona tersebut. Ketika energi ini dilepaskan, terjadilah gempa bumi yang sangat kuat, yang dikenal sebagai gempa Megathrust. 

BACA JUGA:Angsuran KUR Bank Mandiri September 2024 Pinjaman Rp 10 Juta-Rp 100 Juta, Berikut Syarat dan Cara Pengajuan

Karena sifatnya yang sangat besar, gempa ini juga dapat memicu tsunami dengan ketinggian gelombang yang bervariasi, tergantung pada kekuatan dan lokasi gempa.

Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menjelaskan bahwa di zona Megathrust, terdapat kontak antara dua lempeng tektonik di kedalaman dangkal, kurang dari 50 km di bawah permukaan laut. 

Tumbukan ini menyebabkan lempeng yang berada di atas melengkung ke atas, dan ketika lengkungan ini patah, energi yang telah terkumpul ratusan tahun pun terlepas, menyebabkan gempa besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: