Gempa Bumi Magnitudo 6,2 Terjadi Kamis Pagi, Belum Ada Laporan Korban Jiwa
Gempa dengan magnitudo 6,2 terjadi kamis pagi di Papua Nugini--
Namun, tidak semua gempa Megathrust menghasilkan gempa dengan magnitudo besar. Ada kalanya gesekan antara lempeng-lempeng ini terjadi secara perlahan dan tidak serentak, sehingga hanya menghasilkan gempa dengan magnitudo kecil.
BACA JUGA:Buruan Serbu! Ini Daftar Promo Hari Pelanggan Nasional 2024, Ada Makanan hingga Wisata
Meski demikian, gempa-gempa kecil ini tetap harus dipantau dan dicatat karena bisa menjadi indikasi bahwa gempa besar akan terjadi di masa depan.
BMKG telah mencatat adanya dua segmen Megathrust di Indonesia yang saat ini belum melepaskan energi yang telah terkumpul selama ratusan tahun, yaitu segmen Selat Sunda-Banten dan segmen Mentawai-Siberut.
Jika kedua segmen ini akhirnya lepas, para pakar memprediksi bahwa gempa yang dihasilkan bisa mencapai kekuatan magnitudo 8,9 untuk segmen Mentawai-Siberut dan magnitudo 8,7 untuk segmen Selat Sunda-Banten.
Mitigasi dan Kesiapsiagaan
Mengingat potensi bencana yang sangat besar ini, BMKG telah mengambil berbagai langkah mitigasi untuk meminimalkan dampak dari gempa Megathrust.
Salah satu langkah penting adalah pemasangan sensor seismograf di 533 lokasi yang tersebar di sepanjang zona-zona Megathrust di Indonesia.
Sensor-sensor ini dilengkapi dengan sirine yang akan berbunyi jika terdeteksi adanya gempa besar, memberikan peringatan dini kepada masyarakat untuk segera melakukan evakuasi.
Informasi yang diperoleh dari sensor-sensor ini kemudian diteruskan oleh BMKG ke pemerintah daerah, yang bertugas untuk melakukan mitigasi lebih lanjut.
Dengan sistem peringatan dini ini, diharapkan masyarakat dapat langsung mengetahui kekuatan gempa yang terjadi dan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami.
Tinggi tsunami yang diprediksi, serta waktu kedatangannya, juga dapat diketahui, sehingga masyarakat bisa mempersiapkan diri dan mengungsi ke zona aman sebelum tsunami tiba.
Dwikorita menjelaskan bahwa peringatan dini ini tidak hanya berlaku untuk gempa di zona Megathrust, tetapi juga untuk tsunami yang mungkin terjadi akibat gempa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: