Sebelum Dibebaskan dari Sandera di Papua, Ternyata Kapten Philip Pilot Susi Air Sempat Minta Hal Ini
Ternyata Kapten Philip Pilot Susi Air --
Selain itu, Philip juga menyampaikan permintaan yang disampaikan oleh masyarakat setempat di daerah tempat dia disandera. Menurut Philip, warga setempat mengalami kesulitan mendapatkan makanan.
"Orang di sini kasih tahu saya, susah dapat makanan. Tolong cepat bantu kirim makanan untuk orang-orang di sini," ucapnya.
Dengan menyuarakan kebutuhan mendesak masyarakat setempat, Philip berharap ada bantuan yang segera dikirimkan.
Hal ini, menurutnya, bisa membantu mempercepat pembebasannya dari tangan OPM. Dia bahkan menyebutkan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan ini bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong kelompok bersenjata untuk melepaskannya.
"Terima kasih semuanya. Saya harap juga sebentar lagi bisa bertemu dengan keluarga saya," tutup Philip dalam video tersebut dengan harapan besar.
BACA JUGA:Kenapa Orangtua Kita Marah Besar kalau Ada yang Buka Payung Dalam Rumah? Ini Mitosnya
Kronologi Pembebasan Philip Mark Mehrtens
Proses pembebasan Philip Mark Mehrtens bukanlah hal yang instan. Kepala Operasional Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Faizal Ramadhan, menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam operasi pembebasan ini adalah pendekatan lunak atau soft approach.
Pendekatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk tokoh agama, gereja, dan tokoh adat Papua, serta keluarga Egianus Kogoya.
"Upaya berhasil dan tidak ada korban dari pihak mana pun," kata Faizal saat dikonfirmasi pada Sabtu, 21 September 2024. Ini menunjukkan bahwa pihak keamanan berupaya untuk menghindari kekerasan dalam penyelesaian kasus ini.
Menurut keterangan kepolisian, Philip dijemput dengan menggunakan helikopter di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga, pada Sabtu pagi hari tersebut.
BACA JUGA:Kenapa Orangtua Kita Marah Besar kalau Ada yang Buka Payung Dalam Rumah? Ini Mitosnya
Operasi ini dilakukan tanpa adanya kontak senjata dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang menguasai wilayah tersebut.
Bunyamin, salah seorang pengurus gereja di Nduga, membenarkan hal ini. Menurutnya, proses penjemputan Philip berlangsung damai.
"Philip dijemput menggunakan helikopter oleh Satgas Damai Cartenz tanpa adanya baku tembak dengan milisi TPNPB yang menguasai lokasi tersebut," jelas Bunyamin, yang menggunakan nama samaran demi menjaga keamanannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: