Jarang Terekspose, Begini Jasa Masyarakat Tionghoa dalam Kemerdekaan Indonesia, Banyak Berkarir di Angkat Laut

Selasa 18-07-2023,20:19 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

 

Oei Tjong Hauw tak hanya fokus dalam bisnis, tetapi juga aktif dalam politik. Ia menjadi ketua partai Chung Hwa Hui (CHH), partai kaum peranakan Tionghoa yang berpendidikan Belanda, yang dibentuk pada 1928. 

 

Pada 1945, ia diangkat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) sebagai wakil dari golongan Tionghoa. 

 

6. Djoni Matius (Djoni Liem) 

Djoni Matius alias Djoni Liem lahir pada 3 April 1934 di Bandung, Jawa Barat. Ia merupakan purnawairawan TNI Angkatan Laut yang berasal dari Satuan Intai Amfibi Korps Marinir. 

 

Saat bertugas, ia pernah tergabung dalam Operasi Dwikora, PRRI/Permesta,DI/TII, RMS hingga operasi Seroja di Timur-Timur. Pangkat terakhirnya adalah Sersan Mayor. 

 

Selain itu, Janti Silman samar mengingat detail yang terjadi di rumah kakeknya sekitar 92 tahun silam. Padahal, rumah keluarga ini merupakan bagian penting sejarah Indonesia, mulai dari menjadi markas organisasi pergerakan pemuda masa-masa itu hingga tempat diputuskannya penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua pada Oktober 1928–yang kemudian dikenal menghasilkan Sumpah Pemuda. 

 

Tapi maklum saja, usia Janti dan sang kakek, Sie Kong Lian memang terpaut jauh jaraknya. 

Dan sayang, engkongnya keburu meninggal saat Janti berusia tujuh, sebelum sempat bercerita banyak tentang apa yang terjadi di rumah keluarga mereka saat zaman perjuangan kemerdekaan. 

 

“Rumah itu dibeli oleh engkong saya, kakek saya pada 1908 untuk dijadikan tempat kos mahasiswa dari Stovia. Jenjang usia saya, dengan ayah dan kakek saya cukup besar. Kakek saya meninggal pada 1954 dan ayah saya juga sibuk, jadi tidak banyak bicara. Jadi memori saya mengenai Gedung Sumpah Pemuda tidak terlalu banyak,” cerita Janti dalam suatu acara.

Kategori :