Ini Alasan Banyak Nyawa Melayang di Gunung Everest, Apakah hanya Karena Faktor Cuaca?

Selasa 29-08-2023,10:51 WIB
Reporter : Tim liputan
Editor : Purnama Sakti

Beberapa pendaki bahkan mungkin saja mengalami semacam psikosis ketika ia sendirian di sana. Beberapa pendaki menceritakan bahwa ia menghabiskan waktu berjam-jam dengan teman halusinasinya.

BACA JUGA:Pinjol BCA Limit Sampai Rp100 Juta, Ini Syarat dan Cara Pinjamnya

 

7. Tidak adanya upaya untuk membantu menyelamatkan orang lain

Semua yang mendaki gunung Everest mengalami situasi yang sama sulitnya, dan beberapa orang bahkan benar-benar memburuk. Itu yang membuat semua orang di Everest mengalami dilema yang sulit. 

 

Haruskah membantu seseorang yang jelas tidak akan bertahan tanpa bantuan, namun membantu orang lain justru bisa membahayakan diri sendiri. Atau terus berjalan mencapai puncak, dan berharap bisa kembali dengan selamat.

 

Begitu seseorang berada di zona kematian, hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk membantu sesama pendaki dalam kesusahan karena tidak memiliki kapasitas fisik untuk merawat diri sendiri dan orang lain.

 

Bukan tidak berperasaan yang meninggalkan orang sekarat dan mati di Everest, hanya saja mengabaikan orang yang sedang sekarat sering kali merupakan satu-satunya jalan alternatif.

 

8. Sindrom summit fever yang bisa mencelakakan diri sendiri

Ada sebuah fenomena yang disebut "summit fever" yang ditakuti banyak pendaki Everest. Sindrom ini disebabkan karena adanya rasa takut akan kegagalan. Mereka biasanya takut jika sudah mengeluarkan banyak uang namun tidak berhasil mencapai puncak.

 

Pendaki Gunung Everest mengharapkan keberhasilan mencapai puncak di atas segalanya, termasuk kehidupan mereka sendiri dan kehidupan orang lain.

Kategori :