Meski BTC ETF tidak memiliki underlying aset riil BTC, namun derivatif BTC ini berinvestasi pada perusahaan terkait.
Keuntungannya, kamu tidak perlu mengkhawatirkan penyimpanan digital lantaran aset ini lebih tepat disebut sebagai produk derivatif ketimbang aset digital layaknya cryptocurrency.
Bagaimana Memilih Aset Kripto untuk Investasi Jangka Panjang?
BTC dan Ether adalah dua dari sekian banyak opsi aset di pasar kripto yang membuktikan bahwa investor di kelas aset berisiko ini tetap bisa melakukan investasi jangka panjang yang menguntungkan.
1. Kapitalisasi Aset
Meski bukan tolak ukur satu-satunya, kapitalisasi aset yang besar di pasar kripto merupakan indikator yang penting dalam menentukan fundamental aset.
Kapitalisasi besar ini memberi peluang lebih besar bagi aset tersebut untuk melewati berbagai rintangan dan musim dingin di pasar kripto.
BTC dan Ether masih menjadi dua pemain raksasa dari total kapitalisasi yang terkumpul di pasar kripto. Karenanya, dua aset ini paling diincar oleh investor jangka panjang.
Capital gain tiap aset berbeda. Sebut saja Ether yang tumbuh hampir 8 kali lipat dari BTC meski dirilis selang 6 tahun setelah Bitcoin menggelar initial coin offering (ICO) perdananya.
Di pasar kripto, aset dengan capital gain yang tinggi kerap berisiko untuk mengalami koreksi yang tak terduga juga. Namun capital gain merupakan salah satu sumber cuan bagi investor jangka panjang.
Dalam berinvestasi dalam cryptocurrency jangka panjang, penting untuk memahami bahwa volatilitas pasar dapat menjadi tantangan.
Oleh karena itu, sebaiknya investor mengadopsi strategi diversifikasi, dengan menyebarkan investasi mereka di berbagai aset kripto.
Pemahaman mendalam tentang proyek-proyek yang didukung oleh teknologi blockchain juga krusial.