Setelah ditelusuri, nyeri tersebut rupanya disebabkan oleh pneumotoraks. Kondisi ini diduga bisa terjadi karena proses mengendus saat ngelem dapat menyebabkan trauma pada paru-paru.
BACA JUGA:Guru BK Viral, Biarkan Siswa SMA Duel di Lapangan Sekolah, Ini Duduk Perkaranya
2. Kerusakan otak
Inhalan pada umumnya juga mengandung zat yang dikenal dengan toluena dan naftalena.
Kedua zat ini diketahui dapat merusak selubung mielin sehingga menyebabkan gangguan fungsi otak untuk menangkap berbagai sinyal dalam tubuh.
Kerusakan otak karena ngelem biasanya ditandai dengan gejala gangguan neurologis seperti linglung, gangguan koordinasi, dan penurunan fungsi indra tubuh.
3. Gagal ginjal
Efek lainnya dari mabuk lem yang tidak boleh disepelekan adalah gagal ginjal. Kerusakan ginjal ini disebabkan oleh zat toluena yang juga ditemukan dalam lem.
Paparan toluena dalam jangka panjang bisa menyebabkan penyumbatan aliran darah ke ginjal sehingga menimbulkan kerusakan.
Selain itu, toluena juga bisa membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat sehingga ginjal harus bekerja lebih keras untuk mencegah dehidrasi.
BACA JUGA:Buruan Daftar, PT Pos Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK
4. Aritmia
Sebuah buku berjudul Clinical Biochemistry Metabolic and Clinical Aspect menyebutkan bahwa kebiasaan ngelem dapat meningkatkan kepekaan otot jantung terhadap katekolamin sehingga menyebabkan aritmia.
Aritmia sendiri merupakan gangguan detak jantung yang tidak teratur. Jika dibiarkan, kondisi ini bahkan bisa menyebabkan kematian. Kematian mendadak setelah ngelem dikenal dengan istilah sudden sniffing death syndrome (SSDS).
BACA JUGA:Siapa Bilang Sulit? Begini Cara Berhenti Kecanduan Konten Porno, Pasti Berhasil
Cara Mengatasi Anak Kecanduan Ngelem
Mengatasi kecanduan ngelem memerlukan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai langkah. Berikut beberapa cara yang dapat diambil:
1. Pemeriksaan Fisik