Iklan RBTV Dalam Berita

Kesaktian Terhebat Wali Songo, Salah Satunya Menyambung Tubuh yang Terputus

Kesaktian Terhebat Wali Songo, Salah Satunya Menyambung Tubuh yang Terputus

Kisah karomah walisongo yang masih dikenang sampai sekarang--

Kedua, Bumi Patamon adalah sebuah tempat yang digunakan untuk menerima tamu dari luar juga untuk tinggal juru kunci, jadi bisa disebut juga rumah dinas juru kunci.

Ketiga, Leuit atau Lumbung Padi, yang berfungsi untuk menyimpan padi dan hasil bumi dari sumbangan penduduk sekitar sertelah mereka panen.

BACA JUGA:3 Waliyullah Ini Paku Bumi Penjaga Pulau Jawa Kata Habib Luthfi Bin Yahya

Keempat, Tempat Pangsujudan, yaitu berupa batu besar menyerupai persegi empat tempat bertapa dan bermunajat K.H Mustofa yang disebut sebagai nama lain dari Prabu Kian Santang.

Kelima, Saung Lisung yang sering digunakan sebagai tempat untuk menumbuk padi oleh penduduk sekitar.

"Kelima bangunan itu simbol kerukunan antar umat beragama, berbangsa dan bernegara," ujar dia.

Selain lima bangunan tadi, ada pula Pangalihan, tempat untuk menyimpan pagar. Maksudnya, pada bulan muharam, pagar yang mengelilingi bumi padaleman harus diganti sebelum diganti pagar itu terlebih dahulu harus disimpan di bumi pangalihan terlebih dahulu.

 

Makam Senopati Arif Muhammad, Leles

 

Salah satu makam tua yang selalu diziarahi warga adalah makam Panembahan Senopati Arief Muhammad, di komplek Candi Cangkuang, Leles, Garut. Jawa Barat. Sang wali merupakan panglima perang Kerajaan Mataram, yang diutus kerajaan menyebarkan agama islam di sana.

Selain ketokohannya, makam yang satu ini terbilang unik karena berdampingan dengan Candi Cangkuang, salah satu candi Hindu tertua di pulau Jawa, yang diperkirakan dibangun abad VIII dan baru ditemukan tim cagar Budaya Jawa Barat tahun 1966 di Garut.

Umar, salah satu penjaga pintu situs Candi Cangkuang mengatakan, ajaran Arief Muhammad selaku muslim yang taat memberi banyak pelajaran yang mendasar untuk mewujudkan hidup rukun terhadap semua perbedaan.

BACA JUGA:Bus Atlet Karate Kecelakaan, Puluhan Penumpang Cedera

"Beliau mengajarkan Islam, tapi tidak menyinggung kebiasaan masyarakat Cangkuang yang masih Hindu saat itu," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: