Kesaktian Terhebat Wali Songo, Salah Satunya Menyambung Tubuh yang Terputus
Kisah karomah walisongo yang masih dikenang sampai sekarang--
Berada di kompleks makam Sunan Cipancar di Kampung Pasir Astana, Desa Pasirwaru, Kecamatan Balubur Limbangan, Garut, Jawa Barat. Tokoh yang satu ini merupakan cucu dari Prabu Siliwangi, Raja Padjajaran, sekaligus ulama penyebar agama Islam yang kelak kerap melahirkan keturunan bupati di Kabupaten Garut.
Awalnya, cikal bakal Kabupaten Garut saat ini, berasal dari kerajaan kecil Kertarahayu yang berdiri sekitar tahun 1415 Masehi. Kerajaan ini berada di bawah kekuasaan kerajaan besar Pakuan Padjajaran yang saat itu menguasai hampir seluruh kerajaan di Jawa Barat dan Banten.
Namun, sejak tanam paksa (cultuurstelsel) yang digulirkan Belanda gagal, hingga akhirnya administrasi kerajaan yang berada di daerah Limbangan ini, dipindah ke Garut Kota saat ini. Sunan Cipancar terkenal akan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kewibawaannya dalam memimpin masyarakat.
Seperti halnya makam keramat lainnya di Garut, makam Sunan Cipancar juga kerap dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah. Bahkan, berada di dekat persimpangan jalan lintas nasional bagian selatan Jawa, makam yang satu ini selalu ramai diziarahi pengunjung.
Sunan Haruman (Syeh Ja’far Shadiq), Cibiuk
Bagi sebagian peziarah, makam waliyulloh yang satu ini berbeda penyebutannya, ada yang menyebut Sunan Haruman karena dimakamkan di kaki gunung Haruman. Ada juga yang memanggilnya Embah Wali Cibiuk, yang belakangan mitosnya kerap dipanggil Mbah Sambal Cibiuk.
Tokoh ini merupakan salah seorang penyebar Islam di Garut, Jawa Barat, yang hidup satu masa dengan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya, dan Syaikh Maulana Mansur, Banten.
BACA JUGA:3 Shio Ini Dapat Ganjaran Rezeki Besar Akhir Juni 2023 Ini, Pas Modal Ajak Liburan Keluarga
Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, konon ketiga tokoh penyebar Islam satu generasi itu, selalu salat berjemaah dan menimba ilmu bersamaan di Makkah al Mukaromah karena kelebihan karomah yang di miliki ketiganya.
Jika Syeh Maulana Mansur dikaruniai karomah menembus bumi, Syeh Abdul Muhyi, dikaruniai karomah mampu menembus laut, sedangkan Syeh Ja’far Shadiq dikarunia karomah mampu menembus udara. Bahkan dalam satu kesempatan, ketiganya mengajak lomba pulang paling cepat di Indonesia.
Selain makam, peninggalan lain yang selalu dikunjungi peziarah adalah masjid tua berusia lebih dari 400 tahun, di Jalan Pesantren Tengah, Desa Cibiuk Tengah, Kecamatan Cibiuk. Ciri utama masjid itu memiliki 'pataka' ukiran batu dan dipasang di pucuk atap bangunan masjid tersebut dan masih terlihat utuh hingga kini.
Demikian.(tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: