Sungai Efrat Disebut dari Surga Makin Mengering, Apakah Benar Tanda Kiamat? Ini Penjelasannya
Sungai Efrat yang terus mengering--
Relief Tiglath-Pileser, Raja Asiria yang berkuasa dari tahun 1114-1076 Sebelum Masehi (SM), masih berada di mulut terowongan.
Waktu telah menggerus ujung-ujungnya, tetapi dia tetap tegak dan anggun, menunjukkan kekaisarannya.
Saat ini, hulu Sungai Tigris terletak di Turki, mengalir dari Pegunungan Taurus ke arah tenggara.
BACA JUGA:Asyik, Bansos Banyak yang Cair Bulan September Ini, Cek Kriteria Penerimanya
Aliran sungai ini melewati sudut sempit di timur laut Suriah dan kemudian melewati kota Mosul, Tikrit, dan Samarra, lalu mengarah ke Baghdad.
Di sebelah selatan Irak, rawa-rawa Mesopotamia yang luas menyerap Tigris di dekat pertemuan dengan saudaranya, Sungai Efrat, dan keduanya mengalir bersama ke Teluk Persia.
Sekitar 8.000 tahun silam, para leluhur yang hidup dengan berburu menetap di sebuah daratan yang berada di antara kedua sungai ini.
Mereka kemudian mengembangkan pertanian dan peternakan, membuat banyak orang menyebut daerah itu sebagai "Cradle of Civilisation" atau secara harfiah berarti "Tempat Lahirnya Peradaban".
Dari negara-kota yang muncul sejak awal ini, seperti Eridu, Ur, dan Uruk, muncullah penemuan roda dan prasasti. Sistem hukum yang terkodifikasi, kapal layar, pembuatan bir, dan kemudian menyusul lagu-lagu bertema cinta, adalah temuan-temuan lainnya.
Namun, karena konflik puluhan tahun yang melanda Irak modern, kita mudah melupakan fakta bahwa Tigris telah menjaga dan membentuk warisan kemanusiaan.
Selama 10 pekan di tahun 2021, sebuah tim kecil dan saya melakukan perjalanan kira-kira 2.000 kilometer menggunakan perahu, dan melakukan perjalanan darat dari hulu Sungai Tigris ke tempat sungai itu bermuara di Teluk Persia. Menurut seorang penunjuk jalan, perjalanan seperti ini belum pernah dilakukan sejak era Otoman.
Sepanjang 80 kilometer dari hulu Sungai Tigris, di Eğil, Turki, benteng-benteng dari Kastil Asiria telah diubah oleh orang-orang Yunani, Armenia, Bizantium, Romawi, dan Utsmaniyah, yang semuanya kemudian menetap di sepanjang tepi sungai.
Lebih jauh ke hilir di Diyarbakır, Turki, sebuah benteng yang sudah berdiri sejak Zaman Perunggu dan masih ada sampai sekarang, memperlihatkan lapisan serupa.
BACA JUGA:Kelelawar Masuk Rumah, Salah Satunya Tanda Rezeki Mau Datang, Namun Syaratnya Harus Seperti Ini
Sekarang, kota ini merupakan ibu kota defactobagi populasi Kurdi Turki yang besar, dan kami beristirahat di lorong-lorong labirin, di halaman basal yang terletak di bawah naungan pohon murbei, terpaku oleh suara-suara bergema yang menghantui di sekitar tembok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: