Iklan RBTV Dalam Berita

Sungai Efrat Disebut dari Surga Makin Mengering, Apakah Benar Tanda Kiamat? Ini Penjelasannya

Sungai Efrat Disebut dari Surga Makin Mengering, Apakah Benar Tanda Kiamat? Ini Penjelasannya

Sungai Efrat yang terus mengering--

 

Sungai Efrat menjadi salah satu sungai tertua yang memiliki peranan penting di dunia. Bersama sungai Tigris, Efrat memiliki sumber mata air terpisah dalam jarak 80 km di Turki timur dan mengalir ke tenggara melalui Suriah utara serta Irak ke ujung Teluk Persia. 

Berstatus sebagai sungai terpanjang di Asia Barat, Efrat juga menjadi rumah bagi berbagai jenis hewan seperti ular hingga mamalia kecil dan besar. Selain itu, di sekitarnya juga kerap terlihat berang-berang, landak, sampai babi hutan yang sering mampir untuk minum dari sungainya. Pada perkembangannya, sungai Efrat telah mengalami kekeringan selama bertahun-tahun. Dalam hal ini, terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhinya.

 

Ini Penyebab Sungai Efrat Mengering 

 

1. Perubahan Iklim 

 

Sungai Efrat mulai mengering selama bertahun-tahun. Dalam hal ini, penyebabnya cukup beragam. Sebut saja seperti perubahan iklim, hingga banyak bendungan ilegal. 

BACA JUGA:Hanya Bisa Diubah Setiap 90 Hari, Begini Cara Mengganti Nomor DANA ID

Namun, dari sekian kemungkinan faktor di atas, curah hujan yang rendah menjadi penyebab utama. Sebelumnya di Irak terjadi kondisi perubahan iklim yang cukup buruk. 

Sebagai dampaknya, wilayah Irak dan daerah sekitarnya mengalami kenaikan suhu. Dalam hasilnya, salah satu keadaan yang muncul adalah tingkat hujan yang jarang atau rendah, sehingga memicu kekeringan. 

Hal ini senada dengan sebuah laporan yang muncul pada tahun 2021 lalu. Singkatnya, saat itu mereka memperingatkan bahwa sungai Efrat-Tigris bisa mengering pada 2040 karena penurunan permukaan air dan kekeringan yang didorong perubahan iklim. 

Data Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE) milik NASA sebelumnya mengumpulkan data yang menunjukan cekungan sungai Tigris-Efrat kehilangan 144 kilometer kubik air tawar pada periode 2003-2013. 

Keadaan tersebut diperparah dengan kondisi kebutuhan air tawar yang terus meningkat serta perbedaan interpretasi hukum internasional masing-masing negara di sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: