Tiga Alasan Harga Sawit Diprediksi Naik. Salah Satunya Karena Produksi CPO Turun
--
BENGKULU, RBTVCAMKOHA.COM – Para petani kelapa sawit masih menanti harga tandan buah segara (TBS) tahun ini. Walaupun saat ini harga TBS masih tergolong stabil, namun perkiraannya dalam tahun ini harga TBS akan naik.
Bukan tanpa alasan, setidaknya ada tiga alasan sehingga harga TBS diprediksi naik. Alasan tersebut diungkap Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Dr. Ir. Gulat ME Manurung, MP.,C.IMA.,C.APO, seperti dilansir dari sawitsetara.net
BACA JUGA:BBM Nabati, Harga Sawit Bisa Naik Rp 4000/Kg, Ini Tanggapan Petani Bengkulu
Alasan pertama menurut Gulat Manurung, terkait kebijakan pemerintah yang memberlakukan B35 per 1 Februari ini. Dengan program tersebut, tentu saja kebutuhan minyak kelapa sawit akan meningkat untuk memenuhi program B35.
BACA JUGA:31 Kelompok Tani Bengkulu Usulkan Peremajaan Kebun Sawit, Ini Daftar Lengkapnya
Untuk diketahui, program B35 yakni mencampurkan biodiesel yang bersumber dari Bahan Bakar Nabati (BBN) dengan solar yang bersumber dari fosil. Takaran campuran tersebut, 35 persen dan 65 persen solar. Biodiesel berasal dari beberapa bahan baku. Namun yang paling baik dan yang digunakan pemerintah yakni minyak kelapa sawit.
BACA JUGA:PETANI SAWIT! BBM Nabati Mulai 1 Februari, Harganya Rp 4.000, Ini Cara Menanam yang Baik
Alasan kedua yang dipaparkan Gulat Manurung, karena produksi kelapa sawit yang mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan tahun ini, Gulat memperkirakan produksi kelapa sawit masih turun. Menurut Gulat ada peluang terjadi penurunan produksi serentak pada bulan Februari hingga Agustus.
BACA JUGA:Ada Bantuan Untuk Petani Sawit, Jumlahnya Rp 25-30 Juta per Hektare
Dengan penurunan produksi tersebut, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri kesulitan untuk memenuhi kebutuhan CPO. Saat itu lah Gulat memprediksikan harga kelapa sawit akan naik.
Alasan ketiga harga kelapa sawit akan naik, disebabkan meningkatnya kebutuhan energi dari minyak nabati. Untuk diketahui saat ini negara-negara di dunia sedang serius merespon terus berkurangnya cadangan minyak bumi. Solusinya dengan menggantikan kebutuhan minyak bumi tersebut dengan minyak nabati.
BACA JUGA:Ini Dasar Harga Sawit Diprediksi Tembus Rp 4.000 per Kilogram
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: