Iklan dempo dalam berita

Raja Ampat Bengkulu Bersolek, Menhub Saja Kagum, Ini Potensinya

Raja Ampat Bengkulu Bersolek, Menhub Saja Kagum, Ini Potensinya

Raja Ampat Bengkulu Bersolek, Menhub Saja Kagum, Ini Potensinya--

BACA JUGA:Sekaligus, Dua Unit Sepeda Motor Digasak Pencuri

Matapencaharian penduduk umumnya bergantung pada pertanian (petani) dan nelayan. Pertanian yaitu mengolah sawah (irigasi, semi irigasi, tadah hujan), perkebunan (kelapa, melinjo, cengkeh, coklat, pisang), peternakan (kerbau, sapi, kambing, ayam/itik), nelayan tangkap dan pengolahan hasil perikanan. Artinya, pada saat kondisi perairan tenang, penduduk beralih menjadi nelayan dan pada saat sebaliknya dimana kondisi perairan berarus deras dan bergelombang maka penduduk beralih jadi petani.

Penduduk asli adalah suku Enggano, yang terbagi menjadi enam puak asli (penduduk setempat menyebutnya suku). Semuanya berbahasa sama, bahasa Enggano. Suku atau Puak Kauno yang mulai menempati tempat ini pada zaman Belanda (sekitar tahun 1934). 

BACA JUGA:Buah Tanaman Liar. Anak Kampung Usia Diatas 35 Tahun Pasti Tahu

Di Pulau Enggano masyarakat terbagi atas sukusuku dimana masing-masing suku dikepalai seorang Ketua Suku. Penduduk asli Pulau Enggano terdiri dari Suku Kauno, Suku Kaahoao, Suku Kaharuba, Suku Kaitaro, Suku Kaaruhi, dan Suku Kaamay.

Masyarakat masih teguh memegang adat istiadat peninggalan nenek moyang. Beberapa ketentuan adat yang ada antara lain larangan menebang pohon bakau, larangan membuka kebun yang berjarak lebih dari 3 km dari jalan utama, dan budaya menangkap penyu pada saat pesta pernikahan dan pesta adat lainnya. 

Menurut struktur adat masyarakat Pulau Enggano, ada pemimpin tertinggi dari suku-suku yang ada yang disebut Paabuki yaitu pemimpin tertinggi dai lembaga adat masyarakat. Pemimpin tertinggi ini dipilih oleh kepala-kepala suku yang ada dan menjabat selama 6 bulan.

BACA JUGA:Seru, Jajal Wisata Lubuk Resam hingga Nikmati Pemandian Air Panas Suban

Nilai budaya masyarakat Pulau Enggano sangat dipengaruhi oleh budaya Islam. Sebagian besar masyarakat Pulau Enggano beragama Islam (55,3%), dan yang lainnya beragama Kristen (44,7%). Kondisi kerukunan antar umat beragama sangat baik sehingga tidak pernah terjadi konflik horizontal. Jumlah masjid dan gereja di Pulau Enggano 12 buah, masing-masing desa memiliki satu masjid dan satu gereja.

Transportasi antar desa menggunakan kendaraan angkot carteran dan ojek motor. Sarana transportasi yang mendukung pergerakan internal penduduk dan perekonomian adalah jalan raya sepanjang 35,5 km dengan lebar 4 meter, sedangkan sisanya 18 km masih merupakan jalan tanah. 

BACA JUGA:Cegah Gangguan Kamtibmas, Kapolresta Turun Tangan

Jalan raya ini menghubungkan Desa Banjarsari, Malakoni, Kaana dan Kahyapu. Untuk mengantisipasi kebutuhan sarana perhubungan ke depan, tersedia lahan untuk lapangan terbang seluas 310 ha yang terletak di Desa Banjarsari namun sampai saat ini belum dikembangkan.

Masyarakat juga belum tersentuh oleh keberadaan sarana air bersih seperti PAM. Untuk kepentingan sehari-hari, masyarakat mengandalkan sumber air bersih dari sungai-sungai dan sumur galian. Untuk kepentingan penerangan terdapat PLTS sebanyak 443 unit dan fasilitas penerangan listrik kantor Pelabuhan Kahyapu menggunakan generator yang berfungsi hanya pada saat tertentu saja. Fasilitas pelayanan telekomunikasi juga belum tersedia, hanya Radio SSB yang berada di kantor Kecamatan Enggano.

BACA JUGA:Pupuk Mahal, Produksi Sawit Februari hingga Agustus Dikhawatirkan Turun

Potensi Sumberdaya Alam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: