Iklan dempo dalam berita

Sejarah Shalat Tarawih di Masjid Nabawi serta 11 Keutamaan yang Mendatangkan Keberkahan

Sejarah Shalat Tarawih di Masjid Nabawi serta 11 Keutamaan yang Mendatangkan Keberkahan

Sejarah shalat tarawih di Masjid Nabawi--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Sejarah shalat tarawih di Masjid Nabawi serta 11 keutamaan yang mendatangkan keberkahan.

Salat tarawih adaah salat sunah yang dikerjakan selama bulan Ramadan. Qiyamul lail ini pertama kali dijalankan Rasulullah SAW di Masjid Nabawi.

Dalam sebuah riwayat. Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang mendirikan salat tarawih dengan beriman dan ikhlas, maka Allah SWT akan mengampuni dosanya yang telah lalu.

BACA JUGA:Tips Khusyuk Shalat Tarawih di Rumah dan Niat Shalat Tarawih serta Witir

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: "Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau." (HR Bukhari, Muslim, dan lainnya).

Sejarah Awal Mula Salat Tarawih

Salat tarawih pertama kali dilakukan oleh Rasulullah SAW di Masjid Nabawi pada Ramadan tahun kedua hijriah. Dijelaskan dalam buku Sejarah Tarawih yang ditulis oleh Ahmad Zarkasih Lc, Rasulullah SAW menyebutnya dengan nama Qiyam Ramadan, bukan tarawih.

Qiyam Ramadan artinya penghidupan atas malam Ramadan atau ibadah yang dilakukan untuk menghidupkan malam-malam Ramadan.

Dalam shahih Bukhari, Rasulullah SAW pada waktu itu mengerjakan Qiyam Ramadan sebanyak 11 rakaat.

BACA JUGA:Panduan Shalat Tarawih Lengkap dan Keutamaannya Bagi yang Serius Menunaikannya

Kala itu, beliau mengerjakan salat kadang di masjid dan kadang di rumah. Ini yang kemudian memberikan pemahaman bahwa tidak ada kewajiban untuk salat tarawih di masjid.

Rasulullah SAW melaksanakan salat tarawih di Masjid Nabawi berjemaah hanya dua malam. Pendapat lain menyebutnya tiga malam.

"Beliau tidak hadir melaksanakan salat tarawih bersama-sama di masjid karena takut atau khawatir salat tarawih akan diwajibkan kepada umatnya," tulis Abdullah Farid dkk dalam bukunya yang berjudul Ramadan Berpendar Maghfirah 1442 H.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: