Mengenal Sosok Mbah Benu, Hebohkan Media Sosial dengan Sholat Ied Lebih Dulu 5 Hari dari Perkiraan Pemerintah

Jamaah Aolia menentukan waktu puasa Ramadan dan 1 Syawal melalui perjalanan spiritual yang dilakukan oleh pemimpin mereka, Raden Ibnu Hajar Pranolo (Mbah Benu). 

Berbeda dengan penentuan menggunakan Hilal (bulan), Mbah Benu mengklaim bahwa penentuan waktu ini berasal dari pengalaman spiritualnya selama menjadi pemimpin. Sehingga, Jamaah Aolia melaksanakan puasa Ramadan dan Idul Fitri lebih awal dari pemerintah dan organisasi lain.

BACA JUGA:Fakta Jemaah Aolia Gunung Kidul yang Merayakan Lebaran Idul Fitri Hari Ini, Ternyata Ini Alirannya

3. Keberadaan Jamaah Aolia

Jamaah Aolia tidak hanya berada di Gunungkidul, tetapi juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Sulawesi, Kalimantan, Papua, dan luar negeri.

Pada tahun 2024 ini, Jamaah Aolia telah merayakan Idul Fitri pada 5 April, lima hari lebih cepat dari pemerintah yang menetapkan Salat Id pada 10 April. Tindakan ini menunjukkan perbedaan pandangan dan praktik yang khas dari Jamaah Aolia.

BACA JUGA:Jemaah Masjid Aolia Gunung Kidul Rayakan Lebaran Idul Fitri 5 Hari Lebih Cepat, Kok Bisa?

Menanggapi fenomena ini, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrurrozi atau yang akrab dipanggul Gus Fahrur turut menanggapi viralnya jamaah Masjid Aolia yang melaksanakan Sholat Hari Raya Idul Fitri lebih awal pada Jumat (5/4/2024).

Gus Fahrur pun mengimbau kepada masyarakat Muslim Panggang, Gunung Kidul untuk mengambil tuntunan agama Islam dari para ulama yang benar dan dapat menjelaskan dan dapat mempertanggung jawabkan ajarannya sesuai metode nalar syariat Islam yang sah dan telah diterima oleh masyarakat dunia Islam secara luas.

BACA JUGA:Lengkap! Ini Daftar Titik Rest Area Mudik Lebaran Tol Trans Jawa, Pemudik Sebaiknya Tahu

Itulah tadi mengenai mengenal sosok Mbah Benu, yang hebohkan media sosial dengan Sholat Ied lebih dulu 5 hari dari perkiraan pemerintah.

(Putri Nurhidayati)

Sumber: