Jangan Asal Beli, Ini Cara Bedakan Beras Pera dan Pulen yang Harus Diketahui, Pahami Kesesuaian Pengolahannya
Cara membedakan beras pulen dan pera--
BACA JUGA:Diam-diam 5 Shio Ini Pintar Simpan Harta Karun, Timbun Kekayaan Sampai Tak Disadari Orang
Di sisi lain, beras yang memiliki kandungan amilosa rendah akan menghasilkan nasi yang lebih lengket dan lunak saat dimasak.
Oleh karena itu, proporsi amilosa dan amilopektin menjadi faktor penentu dalam menghasilkan nasi yang pulen atau nasi yang lebih cenderung lengket.
Selain dipengaruhi oleh proporsi amilosa dan amilopektin, tingkat kepulenan nasi juga dipengaruhi oleh rasio air yang ditambahkan selama proses penanakan atau proses memasak.
Pengaturan jumlah air yang tepat menjadi kunci dalam menghasilkan nasi yang pulen dan lezat. Salah satu penyebab umum kegagalan proses penanakan adalah kesalahan dalam menambahkan jumlah air. Jika jumlah air yang ditambahkan terlalu sedikit, nasi cenderung tidak matang secara merata dan hasilnya akan menjadi keras.
BACA JUGA:Bergelimang Harta, Menurut Feng Shui Begini 9 Cara Menarik Kekayaan dan Kemakmuran ke dalam Rumah
Sebaliknya, jika terlalu banyak air ditambahkan, nasi akan menjadi terlalu lembek dan basah.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan nasi yang pulen dan nikmat, penting untuk memperhatikan proporsi amilosa dan amilopektin dalam beras yang digunakan serta melakukan pengaturan yang tepat terhadap jumlah air yang ditambahkan selama proses memasak.
Beras dengan kandungan amilosa yang sangat rendah atau rendah dikenal sebagai beras pulen.
Jenis beras ini cenderung memberikan tekstur nasi yang lembut dan pulen ketika dimasak.
Sebaliknya, beras dengan kandungan amilosa sedang disebut sebagai beras pulen sedang, sementara beras dengan kandungan amilosa tinggi disebut sebagai beras pera.
BACA JUGA:Disebut Punya Deposit Emas, Ini Daerah Penghasil Harta Karun Emas di Sulawesi Tengah
Perbedaan kadar amilosa ini juga memengaruhi panjang bulir beras, di mana beras pulen umumnya memiliki bulir yang lebih pendek, sementara beras pera memiliki bulir yang lebih panjang.
Contoh beras yang tergolong beras pulen antara lain beras Rojolele dan Mentik Wangi.
Sementara itu, beras pulen sedang dapat ditemukan pada varietas seperti Sentra Ramos (IR 64), sedangkan beras pera biasanya diwakili oleh varietas seperti IR 42 dan Unus Mayang.
Karena perbedaan karakteristik ini, beras pera lebih sering digunakan untuk diolah menjadi hidangan seperti nasi goreng, nasi uduk, lontong, atau ketupat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: