Iklan RBTV Dalam Berita

Sampai Kapan Harga Kopi Masih Mahal? Harga Kopi Robusta dan Arabika di Pasar Global Melonjak

Sampai Kapan Harga Kopi Masih Mahal? Harga Kopi Robusta dan Arabika di Pasar Global Melonjak

Sampai Kapan Harga Kopi Masih Mahal? Harga Kopi Robusta dan Arabika di Pasar Global Melonjak--Foto: ist

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Sampai kapan harga kopi masih mahal? Harga kopi robusta dan arabika di pasar global melonjak.

Penghasil kopi terbesar di dunia saat ini diduduki oleh negara Brazil. Sebanyak 39 % produksi kopi global di dunia berasal dari Brazil

Walaupun Brazil terus meduduki peringkat pertama, namun Brazil bukan negara satu-satunya yang berperan sebagai negara produksi kopi di dunia ini. Setidaknya ada lebih dari 24 negara penghasil kopi terbesar di dunia.

Biasanya negara – negara tersebut menghasilkan beragam jenis kopi mulai dari arabika, robusta ataupun gabungan dari keduanya. 

Sampai Kapan Harga Kopi Masih Mahal?

Pasokan kopi dari Vietnam selaku produsen kopi terbesar di dunia diprediksi masih akan tersendat hingga akhir 2024 sehingga berdampak terhadap pergerakan harga

Kekeringan telah membebani produksi negara-negara Asia Tenggara. Selain itu, terdapat ancaman dari pola cuaca La Nina yang biasanya menyebabkan lebih banyak curah hujan sehingga dapat makin menghambat produksi.

Alhasil, kondisi itu berisiko memperburuk ketatnya pasokan global yang baru-baru ini menyebabkan harga kopi robusta. Komoditas itu telah melonjak ke level tertinggi sejak 1970.

“Peningkatan pasokan yang signifikan mungkin baru terjadi pada bulan Desember,” ujar Direktur Eksportir Vinh Hiep Co. dan Wakil Ketua Asosiasi Kopi Nasional Vietnam Thai Nhu Hiep dilansir dari Bloomberg.

Sementara itu, produksi musim baru yang akan dimulai Oktober 2024 diprediksi akan mengalami penurunan 5% ke 1,56 juta ton. Proyeksi itu sejalan dengan kekeringan yang melanda sebelumnya.

“Pasokan dari Vietnam akan terancam jika La Nina kembali terjadi,” ujar Ketua Intimex Group Do Ha Nam selaku eksportir kopi terbesar di Vietnam.

Bloomberg melaporkan ekspor telah turun ke 70.202 ton pada Juni 2024. Posisi itu menjadi level terendah sejak 2012 hingga 2013.

Adapun, pengiriman dalam sembilan bulan pertama musim yang berakhir September turun 11,3% secara tahunan. Dalam 3 bulan terakhir, ekspor diperkirakan berada di kisaran 150.000 ton menurut survei.

Dengan demikian, jumlah itu akan kurang dari separuh ekspor Vietnam selama periode lima tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: