Dosen Musik Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Dipecat, Fakta Baru Rupanya Ada Dosen Serupa dan Korban Lain
UPH pecat dosennya yang terlibat pelecehan seksual--
Seluruh tahapan administratif selesai dilaksanakan, dan terlapor resmi sudah tidak lagi menjadi dosen di UPH. Terlapor juga mengakui dan menyesali perbuatannya.
- 20 Oktober 2024
Selanjutnya, diketahui jika para pelapor meminta agar identitas dirahasiakan dan tidak disebarluaskan serta menyampaikan harapan untuk masalah ini tidak diperpanjang kembali karena terlapor sudah menerima sanksi dari pihak universitas.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Siapkan Perpres Pemutihan Utang untuk 6 Juta UMKM dan Petani
Mengenai kasus ini, pihak UPH menegaskan bahwa mereka tidak akan menoleransi adanya kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus, akan menjunjung tinggi asas keberpihakan kepada korban, dan akan memberikan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Selanjutnya, UPH juga mendorong untuk seluruh mahasiswa, dosen, dan staf untuk melaporkan kejadian kekerasan seksual yang dialami atau disaksikan melalui Satgas PPKS UPH.
BACA JUGA:Kasus Suap Vonis Bebas Ronald Tannur, Kejagung Sita Uang Miliaran dari Empat Tersangka
Sementara itu, dilansir dari laman tempo.co, adapun fakta baru terungkap dari salah satu alumni dari UPH yakni HE, yang juga dari program studi musik mengungkapkan jika selain MS, ada dua dosen yang pernah melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Dua dosen itu, kata HE, sama seperti MS, mengajar mata kuliah alat musik.
BACA JUGA:3 Penyebab Perusahaan Legendaris Tekstil Stitex Bangkrut
Kejadian pelecehan itu terjadi di tahun 2005. HE mengatakan dua dosen yang melakukan pelecehan terhadapnya mengajar mata kuliah gitar dan drum.
“Saya tidak tahu bapak dosen inisial AC yang mengajar drum itu masih mengajar di UPH atau tidak. Tetapi setahu saya dosen gitar, inisial BT, masih mengajar di sana,” kata HE, Selasa, 22 Oktober 2024.
Selain itu, HE juga mengaku jika beberapa kali mendapatkan pelecehan seksual dari kedua dosen itu.
BACA JUGA:Peringatan Dini BMKG, Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Angin Kencang
Dosen drum, kata HE, pernah meraba-raba bagian dada dan punggungnya. Awalnya dia tidak menaruh rasa curiga dan janya mengira jika saat dosen drum itu memegang tubuh HE, itu merupakan bagian dari teknik mengajar.
“Tapi kok lama-lama seperti menjalan ke mana-mana. Dari situ aku kabur. Aku sudah enggak mau masuk-masuk kelas lagi,” ungkap HE.
BACA JUGA:Bikin Jijik Tetangga, Ini Alasan Si Kakek Buang Kotoran di Jalan Setiap Hari
Dia juga sempat dicap pemalas oleh fakultas karena sering tidak masuk kelas. Tetapi, HE mengatakan ia tak mau masuk kelas lagi karena takut dengan AC yang saat itu menjadi dosennya.
Namun pilunya, saat peristiwa pelecehan itu terjadi, HE hanya bisa terdiam dan tak tahu harus berbuat apa.
Pengalaman traumatis yang ia alami itu disimpan sendiri sejak 2005 hingga sekarang. “Ini pasangan aku saja tidak tahu. Aku takut, malu. Aku sebenarnya malu menceritakan ini,” kata HE.
Selanjutnya, hal ini tak berhenti di dosen drum saja, rupanya satu tahun kemudian pada tahun 2006, HE mengambil kelas gitar.
Sebagai mahasiswa yang mengambil jurusan Education Music, dia harus mempelajari berbagai alat musik. Dia diajari oleh BT teknik gitar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: