Iklan RBTV Dalam Berita

Asal Usul Ketupat Sotong, Makanan Khas Melayu yang Memiliki Filsafah Saling Memaafkan

Asal Usul Ketupat Sotong, Makanan Khas Melayu yang Memiliki Filsafah Saling Memaafkan

Asal Usul Ketupat Sotong--

BACA JUGA:Dijamin Tahan Lama! Begini Cara Simpan Ketupat Agar Tidak Cepat Basi

Meskipun pada pandangan awal, ketupat sotong hanya terlihat seperti sotong rebus biasa, namun ketika dipotong, keunikannya terungkap dengan jelas saat beras ketan terungkap dari dalamnya, menciptakan pengalaman menyantap yang tak terlupakan bagi siapa pun yang berkesempatan mencicipinya.

Ketupat sotong membanggakan sebagai warisan kuliner yang khas bagi masyarakat Terengganu. Tidak diragukan lagi, hidangan ini menjadi pusat perhatian ketika Hari Raya Idul Fitri atau acara perayaan lainnya.

BACA JUGA:Asal Usul Ketupat Kandangan yang Berasal dari Kalimantan Selatan, Ternyata Memiliki Keunikan Tersendiri

Mendalamnya pemahaman terhadap ajaran Allah yang tertera dalam surah Al-Isra’ ayat 7, yang menggambarkan bahwa kebaikan yang dilakukan merupakan kebaikan bagi diri sendiri, sementara keburukan juga berdampak pada diri sendiri, mendorong mereka untuk menciptakan sebuah hidangan yang bukan sekadar lezat tetapi juga sarat akan makna dan filosofi yang tersirat melalui satu resep yang tak terbatas pada definisi kuih atau lauk, melainkan sebuah harmoni dari keduanya.

BACA JUGA:Dijamin Tahan Lama! Begini Cara Simpan Ketupat Agar Tidak Cepat Basi

Inilah Ketupat Sotong, atau lebih dikenal sebagai Sotong Sumbat, sebuah hidangan yang mengandung makna mendalam tentang sifat tolong-menolong yang begitu berharga untuk diamalkan sepanjang kehidupan, demi keberkahan dalam dunia dan akhirat. 

Meskipun mungkin ada sebagian yang awalnya meragukan keunikan hidangan ini, namun ketika melihat keterpaduan antara makanan darat dan laut, dengan 10 ekor sotong yang disajikan bersama setengah cupak beras pulut, dua kilogram santan pekat, tiga keping manisan kerek, empat helai daun pandan, dan secubit garam, semua merasakan kelebihan yang luar biasa. 

BACA JUGA:Bolehkah Salat Idul Fitri di Rumah, Bisa Sendiri Atau Harus Berjamaah? Ini Kata Buya Yahya

Ini adalah contoh nyata dari keindahan kerjasama yang saling memberi keuntungan.

Proses pembuatan hidangan ini dimulai dengan pemilihan sotong yang segar dan berukuran sedang, melambangkan prinsip kesederhanaan dan kerendahan hati yang menjadi niat utama dalam membantu. 

Sebab, hanya dengan niat yang tulus, kerjasama akan menjadi penuh makna, sesuai dengan anjuran Ilahi. Demikian juga, pemilihan ukuran yang tepat menjadi simbol dari keseimbangan yang diperlukan dalam setiap tindakan.

BACA JUGA:Dapat THR Lebaran, Dahulukan Bayar Utang Atau Sedekah? Simak Jawban dari Buya Yahya

Filosofi yang sederhana ini memberikan teladan tentang kekuatan dan keindahan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. 

Seperti sotong yang hanya akan kenyang jika dimakan dengan secukupnya, demikian juga dengan hidup, keberkahan hanya akan terwujud ketika setiap bagian hidup berkolaborasi dengan harmoni. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: