Iklan RBTV Dalam Berita

Jangan Lakukan! Ini 4 Risiko Lakukan Hubungan Suami Istri Sedarah, Nomor 4 Berakibat Fatal

Jangan Lakukan! Ini 4 Risiko Lakukan Hubungan Suami Istri Sedarah, Nomor 4 Berakibat Fatal

4 Risiko Lakukan Hubungan Suami Istri Sedarah--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM – Jangan lakukan! Ini 4 risiko lakukan hubungan suami istri sedarah, akibatkan kematian pada anak.

Hubungan sedarah merupakan hal yang tabu bagi sebagian besar masyarakat. Secara norma, tindakan ini dinilai tidak bisa dibenarkan, terlebih jika dilakukan atas paksaan.

BACA JUGA:Sempat jadi Trend di Tiktok, Bagaimana Hukum Menikah dan Berhubungan dengan Sepupu?

Di beberapa negara, hubungan sedarah bahkan bisa dijatuhi hukuman. Secara medis pun, hubungan sedarah bisa mengundang risiko.

Hubungan sedarah atau dikenal dengan istilah inses adalah tindakan seksual yang dilakukan oleh dua individu yang memiliki ikatan keluarga.

Selain tidak dibenarkan secara moral dan norma sosial, tindakan ini juga berdampak buruk bagi kesehatan, terutama pada keturunan biologis.

BACA JUGA:Dilarang, Begini Hukum Berhubungan Suami Istri dengan Saudara Kandung, Mengakibatkan Penyakit Genetik

Ada beberapa kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada keturunan dari hubungan sedarah, yaitu:

1. Adanya Kesamaan Genetik

Kerabat tingkat pertama (termasuk keluarga inti) memiliki kesamaan genetik hingga 50 persen. Kondisi ini perlu diwaspadai karena tidak semua unsur genetik bersifat baik. 

Misalnya, ada gen pembawa penyakit dari sesama saudara yang bertemu sehingga terjadi suatu penyakit. Maka itu, anak hasil pernikahan sedarah berisiko tinggi mengalami penyakit keturunan dan kelainan genetik, seperti albinisme, fibrosis kistik, dan hemofilia.

BACA JUGA:Kenapa Hubungan Sedarah Menghasilkan Keturunan Cacat? Ini Alasanya dan Dampak yang Bisa Ditimbulkan

2. Berisiko Tinggi Mengalami Cacat Lahir

Setidaknya ada 40 persen anak hasil hubungan sedarah (keluarga inti) berisiko tinggi mengalami kelainan yang bersifat autosomal resesif, malformasi fisik bawaan, atau defisit intelektual yang parah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: