Iklan dempo dalam berita

Profil Tifauzia Tyassuma, Dokter yang Kutuk Presiden Terkait Rumah Menteri di IKN

Profil Tifauzia Tyassuma, Dokter yang Kutuk Presiden Terkait Rumah Menteri di IKN

Tifauzia Tyassuma, Dokter yang Kutuk Presiden --

Menanggapi hal diatas, sebenarnya Dokter Tifa ini sudah menjadi perbincangan publik sejak dulu, setelah menyarankan orang yang sudah vaksin Covid agar rutin cek kesehatan jantung. Dia mengatakan, risiko kardiovaskular, penyakit jantung yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah.

Selain soal vaksin covid, Dokter Tifa juga pernah viral setelah ia menuding palsu ijazah milik Presiden Jokowi. Selain itu, ia juga dikenal sering mengkritisi kasus yang sedang ramai menjadi perbincangan publik.

Salah satunya adalah usai Jokowi berkunjung ke Singapura untuk menawarkan hunian di Ibu Kota Negara (IKN). Dia mengkritisi ada pembangunan lapak khusus jualan untuk warga Kaltim. Dokter Tifa sontak memberi satire bahwa huniannya IKN untuk Singapura, bukan untuk warga Kaltim.

BACA JUGA:Daftar Wilayah yang Bakal Diguyur Hujan Bulan Agustus, Dampak dari Fenomena La Nina

Profil Dokter Tifa

Dokter Tifa memiliki nama lengkap Tifauzia Tyassuma. Dalam keterangan di akun Twitter-nya, Tifa menyebut dirinya sebagai medical doctor, nutritional neuroscientist, molecular epidemiologist, penulis buku, dan kandidat PhD untuk Philosophy dan Social Political Science.

Di laman LinkedIn, Dokter Tifa menulis ia berprofesi sebagai kepala Alhina Institute. Ia lulusan kedokteran Universitas Gadjah Mada dan mendapat gelar PhD untuk Molecular Epidemiology di Universitas Indonesia.

Selain di bidang kesehatan, dokter Tifa juga mengambil pendidikan S3 Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.

Terkait hal ini, Ketua Ikatan Alumni STF Driyarkara (IKAD) Prastowo Yustinus menegaskan, Tifa tidak menyelesaikan pendidikan S3.

"Saya sebagai Ketua Ikatan Alumni STF Driyarkara (IKAD) meneruskan pengumuman pengurus STF Driyarkara. Saudari @DokterTifa bukan lulusan Program Doktor STF Driyarkara sebagaimana diberitakan beberapa media. Ybs pernah ikut Program Matrikulasi dan tidak selesai," tulisnya.

BACA JUGA:Fuji Jadi Korban Pelecehan Seksual saat Event, Fadly Beri Ancaman

Sebelum menjabat kepala Alhina Insitute, Tifa menjabat Executive Director di Center for Clinical Epidemiology dan Evidence RSCM Jakarta sejak 2009.

Ia juga mengemban jabatan Sekretaris Jenderal untuk Indonesian Clinical Epidemiology & Evidence-Based Medicine Network sejak 2010.

Melalui media sosial dokter Tifa kerap mengkritik isu-isu publik. Ia juga sering mengeluarkan opini kontroversial. Salah satunya ketika ia berkomentar tentang vaksin COVID-19.

Menurut dokter Tifa, pemerintah tidak boleh memaksa rakyat untuk melakukan vaksinasi. Hal ini sontak menuai perdebatan. Pasalnya, dokter Tifa merupakan ahli epidemiologi atau kajian wabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: