Iklan RBTV

10 Kebiasaan Ini Turunkan Daya Otak, Nomor 1 Paling Dicandui Zaman Now

10 Kebiasaan Ini Turunkan Daya Otak, Nomor 1 Paling Dicandui Zaman Now

10 kebiasaan yang merusak otak--

Jika hormon ini muncul terus tanpa henti, ia akan merusak komunikasi antar sel otak dan bahkan mengecilkan bagian hipokampus. Efeknya? Kamu jadi mudah lupa, cemas, dan lebih rentan terhadap depresi.

Cobalah meditasi, jalan-jalan santai, atau menulis jurnal. Jangan lupakan juga olahraga ringan yang bisa menurunkan kortisol dan menaikkan serotonin, hormon kebahagiaan.

BACA JUGA:Perhatikan, Ini Ciri Anak Kecanduan Ngelem, Dampaknya Bisa Bikin Kerusakan Otak hingga Kematian

5. Kurang Tidur

Pernah tidur hanya 4 jam lalu merasa seperti zombie? Itu bukan perasaan semata. Tidur yang cukup sangat penting untuk otak, karena saat tidur otak membersihkan racun, menyusun memori, dan mempersiapkan tubuh menghadapi hari esok. Kurang tidur bisa menyebabkan penurunan kognitif dan risiko Alzheimer di masa depan.

Pastikan tidur 7–8 jam setiap malam. Hindari layar gadget 1 jam sebelum tidur dan ciptakan rutinitas malam yang tenang, seperti membaca buku atau mendengarkan musik instrumental.

BACA JUGA:8 Rekomendasi Merek Minyak Ikan untuk Anak, Bagus Dukung Kecerdasan Otak, Apa Saja?

6. Malas Mental

Lebih senang nonton TV atau scroll medsos daripada mikir? Waspadalah, itu tanda kamu sedang mengalami kemalasan mental. 

Otak itu seperti otot, kalau tidak dilatih akan melemah. Solusinya? Asah terus kemampuan kognitifmu dengan bermain teka-teki silang, belajar alat musik, atau mempelajari bahasa baru.

Stimulasi mental menjaga otak tetap tajam dan fleksibel terhadap perubahan.

BACA JUGA:Waspada Kebotakan di Usia Muda, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

7. Menyimpan Emosi Negatif Terlalu Lama

Dendam, kemarahan, atau kesedihan yang tidak diungkap bisa menjadi racun bagi otak. Hormon stres seperti kortisol akan terus dilepaskan, menyebabkan gangguan fungsi otak, penurunan daya ingat, dan meningkatkan risiko depresi.

Lepaskan perasaan negatif dengan cara sehat misalnya bicara dengan orang terpercaya, menulis jurnal, atau sekadar menangis bila perlu. Memaafkan bukan untuk orang lain, tapi untuk kesehatan otakmu sendiri.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: