Iklan dempo dalam berita

Berlarut-larut Sejak 2005, Begini Awal Mula Konflik Tambang Pasir Besi Seluma

Berlarut-larut Sejak 2005, Begini Awal Mula Konflik Tambang Pasir Besi Seluma

Gelombang penolakan aktivitas tambang pasir besi di Seluma sudah terjadi sejak 2005 silam--

Hasilnya tim menemukan indikasi pelanggaran regulasi aktivitas penambangan yang berujung penutupan sementara pihak perusahaan.

BACA JUGA:Diantar Wabup, Anak Mantan Bupati Serahkan Dukungan DPD

Dan dipenghujung Desember 2022 ini, masyarakat Desa Pasar Seluma kembali pecah, setelah massa kontra tambang pasir besi kembali melihat adanya aktivitas alat berat di lokasi tambang.

Massa anti tambang pun kembali menggelar aksi di depan pintu gerbang PT. FLBA dengan menggelar doa bersama dan Yasinan.

BACA JUGA:Borong Prestasi, Kejari Bengkulu Dinobatkan Juara Umum Tingkat Kejari se- Bengkulu

Koordinator Koalisi Rakyat Pesisir Barat (KRPB) Yonaidi mengatakan doa bersama dan yasinan ini dilakukan masyarakat pesisir yang kontra terhadap keberadaan tambang pasir besi, agar tambang pasir besi segera dihentikan.

BACA JUGA:Diterpa Angin Kencang, Atap Rumah Warga Air Dingin Rusak

Lantaran tak hanya mengusik wilayah pesisir yang rawan abrasi, namun juga menimbulkan konflik horizontal ditengah masyarakat sampai saat ini.

"Kami menggelar doa bersama dan Yasinan tepat pada peristiwa dimana aksi kami dibenturkan PT. FLBA dengan aparat kepolisian karena aksi kami yang menolak tambang pasir besi pada 27 Desember 2021 lalu," ujar Yonaidi.

BACA JUGA:Dicari 65 ASN Jadi Pjs Kades, Minat? Ini Syaratnya

Masyarakat anti tambang pasir besi menilai investor yang menurut mereka tepat untuk masyarakat pesisir hanyalah investor yang bergerak di sektor perikanan maupun pariwisata.

Sementara itu, lain halnya dengan yang dilakukan warga pro tambang.

Massa tandingan dari warga pro tambang pasir besi pagi harinya menggelar orasi memberi dukungan pihak investor tambang pasir besi di depan pintu gerbang PT. FLBA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: