Suhu ‘Neraka’, Ini Daftar Negara Paling Mendidih, Sudah 13 Orang Meninggal Dunia
Suhu ‘Neraka’, Ini Daftar Negara Paling Mendidih, Sudah 13 Orang Meninggal Dunia--
“Karena cairan itu kan konotasinya dengan darah, darah itu menyalurkan oksigen ke otak dan paling krusial di situ, kemudian ke fungsi-fungsi organ lainnya,” sambungnya.
Jadi, tetap cukupi cairan harian dan jangan terlalu banyak beraktivitas di bawah sinar matahari terlalu lama, ya, selama suhu panas ekstrem menggila ini agar jauh dari risiko heat stroke
Suhu panas ekstrem ternyata tak hanya di Indonesia tapi juga melanda negara di Asia dalam sepekan terakhir ini dan Bangladesh bahkan cetak rekor tertinggi.
BMKG telah mencatat kota-kota dengan suhu terpanas di Asia dan sebagian besar ada di Myanmar dan India.
Terbaru, pemerintah Thailand telah mengeluarkan peringatan cuaca panas ekstrem dan mengimbau warganya tak keluar rumah
Bangladesh pun telah mencetak rekor suhu tertinggi yang tembus di atas 50 derajat celcius. Tepatnya di Kumarkhali, Kushtia dengan suhu 51,2 derajat celcius pada 17 April 2023.
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hal ini terjadi karena gelombang panas atau heatwave tengah melanda Asia.
Sementara itu dinamika atmosfer yang tidak biasa. Kemudian, suhu panas bulan April di wilayah Asia selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari yang menyebabkan lonjakan panas tahun 2023 terparah.
Sementara itu, Indonesia disebut tidak mengalami heatwave. Namun, Tanah Air tidak terhindar dari suhu maksimum udara permukaan yang juga tergolong panas.
13 Orang Meninggal
Sementara itu, sedikitnya 13 orang meninggal dunia akibat tersengat gelombang panas usai menghadiri salah satu upacara penghargaan kenegaraan di Maharashtra, India, pada Minggu (16/4).
Seorang pejabat polisi kota mengonfirmasi jumlah korban itu. Selain itu, sekitar 50 hingga 60 orang juga dirawat di rumah sakit di Navi Mumbai, kota tempat upacara digelar.
Jumlah total korban terpaan suhu dahsyat itu, seperti dirilis dari cnnindonesia.com, diyakini jauh lebih tinggi karena banyak warga diduga sudah mencari perawatan medis di daerah tempat tinggal masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: