Kisah Sahabat Nabi yang Mengikatkan Diri di Tiang Mesjid Demi Mengharapkan Ampunan hingga Akhirnya Turun Wahyu
Kisah taubat abu lubabah--
Abu Lubabah menjawab dengan lirih, “Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum hingga (aku) mati, atau Allah mengampuni dosaku itu.”
Dalam riwayat lain disebutkan, sepulang dari pengepungan benteng Bani Quraizhah, Abu Lubabah pergi ke Masjid Nabawi, dan mengikatkan diri sendiri pada tiang di masjid.
Beliau lalu mengatakan, “Ini adalah hukuman untukku. Sebelum Allah Ta’ala menerima taubatku, aku akan terikat terus seperti ini.”
Abu Lubabah juga menuturkan, “Kabar perihal kepergianku ke Bani Quraizhah, dan apa yang aku lakukan di sana, diketahui Rasulullah Saw. Beliau saw bersabda,
“Tinggalkan dia (Abu Lubabah), sebelum Allah Ta’ala berfirman, perihal apa yang dikehendaki-Nya. Jika seandainya dia datang padaku, maka aku akan mintakan ampunan untuknya. Namun, jika dia tidak datang padaku dan malah pergi, maka biarkanlah ia pergi,”
BACA JUGA:Tidak Pulang-pulang, Ternyata Suami Ada di Rumah Janda
Dari sini dapat diketahui, jika isyarat tangan yang mengiris leher yang dilakukan Abu Lubabah terhadap Bani Quraizhah, bukanlah suatu perintah yang diberikan oleh Rasulullah Saw. Hal itu murni atas keinginan Abu Lubabah.
Setelah mendengar sabda Rasulullah itu, Abu Lubabah merasa bersalah atas sikap lancangnya tersebut. Bagaimana ia bisa melakukan tindakan seperti itu, padahal Rasulullah Saw memberikannya isyarah agar para kaum Yahudi itu mau menemui dan meminta maaf terhadap Rasulullah Saw.
Karena, selain Rasulullah saw tidak pernah memerintahkan Abu Lubabah untuk mengatakan atau memberi isyarat kematian seperti itu, Rasulullah Saw juga tidak punya rencana untuk mengeksekusi orang-orang Yahudi itu. Mungkin saja, Rasulullah Saw hanya akan mengusir mereka keluar dari Madinah, layaknya Bani Nadhir dan Bani Wail.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: