Iklan dempo dalam berita

Miris! WNI Diduga Jadi Korban TPPO di Myanmar, Dimintai Tebusan Segini

Miris! WNI Diduga Jadi Korban TPPO di Myanmar, Dimintai Tebusan Segini

WNI Diduga Jadi Korban TPPO di Myanmar--

Suhendri kemudian dibawa oleh orang-orang tersebut ke Myanmar, bukan ke Thailand seperti yang dijanjikan.

Menurut sepupu Suhendri, Daniel, Suhendri awalnya berpikir akan dibawa ke Maesot, Thailand, tetapi setelalh delapan jam perjalanan, mereka malah sampai di Myanmar, di sebuah bangunan mirip rumah susun. Di sanalah Suhendri menyadari bahwa dirinya telah terjebak dalam situasi yang sangat berbahaya.

"Hendri dijanjiinnya sebagai staff company, dengan diiming-imingi gaji lumayan besar lah, sampai akhirnya berangkat ke sana. Gajinya 10.000 dollar AS," kata sepupu Hendri lainnya, Daniel. 

BACA JUGA:Spesifikasi Xiaomi Redmi Note 13 Pro Plus 5G Bikin Orang Terpesona, Cek Harga Terbarunya di Agustus 2024!

2. Dimintai Tebusan Rp 478 Juta  

Setelah Suhendri tiba di Myanmar, pihak keluarga mulai mendapatkan kabar yang mengejutkan. Mereka dihubungi oleh penipu yang meminta tebusan sebesar 30.000 dolar AS, atau sekitar Rp 478 juta, untuk membebaskan Suhendri. 

Jika tidak membayar, mereka mengancam akan menyiksa Suhendri dengan cara yang kejam, termasuk amputasi tangan atau kakinya.

Keadaan ini membuat keluarga Suhendri sangat khawatir dan merasa tertekan. Daniel, sepupu Suhendri, menceritakan bahwa Suhendri sempat menerjemahkan ancaman tersebut kepada keluarganya, dan ini membuat mereka semakin cemas. 

Tekanan finansial juga dirasakan oleh keluarga Suhendri, yang diminta untuk membayar uang sebesar Rp 18 juta untuk meringankan siksaan yang diterima Suhendri. Jumlah ini bukan untuk membebaskannya, tetapi hanya untuk memastikan agar ia tidak terus-menerus disiksa setiap hari.

"Sore ini dia (Hendri) telepon bapaknya, minta duit sekitar Rp 18 juta-an dulu. Itu bukan buat lepasin Hendri, itu buat ringanin beban dia, dalam arti enggak digebukin, karena dia bahasannya, enggak sanggup digebukin mulu tiap hari," terangnya.

Namun, kondisi ekonomi keluarga yang terbatas membuat mereka tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut. Hal ini semakin memperburuk situasi yang dihadapi Suhendri, yang harus bertahan hidup di bawah tekanan dan ancaman penyiksaan setiap saat.

BACA JUGA:Xiaomi Luncurkan Hyperos untuk Poco F3, Begini Cara Updatenya

3. Disiksa Setiap Selesai Telepon  

Daniel juga menceritakan bahwa Suhendri kerap disiksa setiap kali selesai melakukan panggilan telepon dengan keluarganya. 

Siksaan yang diterima Suhendri beragam, mulai dari tidak dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti makanan dan minuman, hingga kekerasan fisik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: